kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

3 Usulan Presiden Jokowi di KTT G20 untuk mempercepat pencapaian SDGs


Senin, 01 November 2021 / 08:57 WIB
3 Usulan Presiden Jokowi di KTT G20 untuk mempercepat pencapaian SDGs
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo saat berbicara di sesi KTT G20 Roma, di Italia, Minggu (31/10/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)


Sumber: Sekretariat Kabinet RI | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - ROMA. Hadir di KTT G20 pada hari Minggu (31/10), Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut menyampaikan sejumlah usulan terkait upaya percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam pidatonya di La Nuvola, Roma, Italia, Jokowi mendorong agar negara-negara G20 melakukan sejumlah upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan SDGs.

"Kita harus segera beraksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan. Kita G20 harus melakukan sejumlah upaya bersama untuk memastikan SDGs tercapai sesuai target, 9 tahun lagi," kata Presiden Jokowi.

Melansir setkab.go.id, Jokowi menyampaikan tiga upaya yang bisa dilakukan para negara G20. Pertama, menggalang solidaritas untuk membantu negara dan masyarakat yang paling rentan.

Baca Juga: Pegang Presidensi G20, Jokowi siap sambut pemimpin dunia di hamparan pantai Bali

Menurut Jokowi, beberapa langkah penting yang bisa diambil adalah melalui inisiatif debt service suspension serta tambahan alokasi Hak Penarikan Khusus (SDR) senilai US$ 650 miliar. Langkah ini dinilai bisa memberi ruang kebijakan bagi negara berpendapatan rendah dan menengah untuk berkonsentrasi melawan pandemi.

Kedua, memperkuat kemitraan global untuk membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang. Dalam hal ini, Jokowi menyoroti financing gap yang melebar dari US$ 2,5 triliun per tahun menjadi US$ 4,2 triliun per tahun.

"Mobilisasi pembiayaan inovatif untuk menutup gap pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance harus segera dilakukan. Peningkatan investasi swasta yang berkelanjutan harus didorong untuk menggerakkan kembali roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di negara berkembang," lanjut Jokowi.

Terakhir, meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan, terutama di sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan implementasi pembangunan.

Baca Juga: Kadin sebut presidensi G20 beri manfaat besar bagi Indonesia

Akibat pandemi, kemiskinan ekstrem dunia kembali meningkat dari yang semula diharapkan 7,5% di tahun 2021, naik kembali ke 9,4%. Terganggunya rantai pasok global bukan hanya menggoyahkan kebutuhan industri, tetapi juga mengganggu stabilitas kebutuhan dasar, termasuk pangan, terutama di negara-negara berkembang.

PBB mencatat setidaknya delapan negara berada di tingkat risiko sangat tinggi dan 40 negara risiko tinggi bagi lost generation, terutama karena menurunnya kesempatan belajar dan lapangan pekerjaan.

Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah mengembangkan kebijakan yang meningkatkan adaptasi sektor pendidikan dan memberikan perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan dan kehilangan pekerjaan.

Lebih lanjut, Jokowi menyadari bahwa masih banyak negara lain yang menghadapi risiko tinggi. Oleh sebab itu, G20 harus bekerja sama untuk memastikan agar tidak ada lost generation dan mencapai masa depan yang lebih baik tanpa meninggalkan siapa pun.

Selanjutnya: Jokowi minta G20 berperan nyata dorong UMKM dan perempuan




TERBARU

[X]
×