Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
2. Covid-19 dapat bertahan di udara (airborne)
Pada awal Juli 2020, WHO resmi mengeluarkan pernyataan bahwa virus corona dapat bertahan di udara atau airborne dalam ruangan tertutup. Dengan kondisi itu, virus corona juga dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dalam pernyataan resminya, WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
Dilansir New York Times (9/7/2020), tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.
Baca Juga: Rusia setujui vaksin virus corona pertama di dunia, tapi belum dapat lampu hijau WHO
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara," kata WHO.
Dengan demikian, orang yang rentan dapat menghirup aerosol dan dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi ke orang lain. Namun hingga saat ini, WHO dan para ahli masih mencari tahu berapa proporsi droplet yang diembuskan saat menguap untuk menghasilkan aerosol.
3. Vaksin tak akan tersedia sebelum akhir 2021
Ketika virus corona terus menginfeksi orang-orang di dunia, sejumlah negara saling berlomba untuk menemukan vaksin atau obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.
Baca Juga: Untuk tenaga medis, paket pertama vaksin corona Rusia siap dalam dua minggu
Pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan Covid-19. Tiga perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer kini telah memulai uji klinis, yaitu tahap pertama dalam pengembangan vaksin.