Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Militer China kembali melakukan latihan di sekitar Taiwan pada hari Senin (9/1). Kali ini latihan diikuti lebih dari 50 jet tempur dan 4 kapal perang.
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), pada hari Minggu (8/1) mengatakan bahwa pasukan mereka telah menyiapkan patroli kesiapan tempur bersama dan latihan tempur nyata di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan.
Disebutkan juga bahwa latihan militer China kali ini fokus pada serangan darat dan serangan laut.
Baca Juga: Berjarak 3 Meter, Jet Tempur China Pepet Pesawat Militer AS di Laut China Selatan
"Tujuan dari latihan ini adalah untuk menguji kemampuan tempur bersama dan dengan tegas melawan tindakan provokatif pasukan eksternal dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan," ungkap militer China dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Senin mengatakan bahwa mereka mendeteksi 57 pesawat China dan 4 kapal perang di sekitar wilayah mereka dalam 24 jam terakhir.
Jumlah itu termasuk 28 pesawat yang bergerak terbang ke zona pertahanan udara Taiwan melintasi garis median Selat Taiwan. Beberapa sumber menyebut unit yang terlibat termasuk pesawat tempur Su-30 dan J-16. Dua unit pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir terbang ke selatan Taiwan.
Baca Juga: Mantan Bos NATO: China Akan Mengalami Kerugian Ekonomi Hebat Jika Menyerang Taiwan
China menutup tahun 2022 dengan menggelar latihan militer serupa di bulan Desember. Saat itu Taiwan melaporkan bahwa 43 pesawat China melintasi garis median Selat Taiwan.
China, yang masih berambisi merebut Taiwan, memang telah melakukan gesekan militer secara rutin ke perairan dan ruang udara sekitar Taiwan selama tiga tahun terakhir.
China memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan telah meningkatkan tekanan militer, politik, dan ekonomi untuk menegaskan klaim tersebut.
Di lain pihak, Taiwan dengan tegas menolak klaim kedaulatan tetangganya itu dan mengatakan hanya 23 juta penduduk mereka yang berhak memutuskan masa depan Taiwan.