kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mantan Bos NATO: China Akan Mengalami Kerugian Ekonomi Hebat Jika Menyerang Taiwan


Kamis, 05 Januari 2023 / 15:54 WIB
Mantan Bos NATO: China Akan Mengalami Kerugian Ekonomi Hebat Jika Menyerang Taiwan
ILUSTRASI. Mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen berbicara kepada media pada acara pers di Taipei, Taiwan, 5 Januari 2023. REUTERS/Ann Wang


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Mantan sekretaris jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, menyebut bahwa China akan mengalami kerugian ekonomi yang besar jika benar-benar menyerang Taiwan. Rasmussen mendesak negara-negara demokrasi untuk mengingatkan China akan dampak tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Rasmussen saat mengunjungi Taiwan pada hari Kamis (5/1), sambil menyamakan situasinya dengan invasi Rusia ke Ukraina.

"Setiap upaya China untuk mengubah status quo di Taiwan dengan paksa harus memicu tanggapan yang sama dan kita harus menjelaskannya kepada China sekarang," kata Rasmussen, seperti dikutip Reuters.

Rasmussen mengatakan bahwa negara-negara demokratis harus bekerja dalam kesatuan untuk memastikan kemenangan Ukraina agar serangan China ke Taiwan bisa dicegah.

Baca Juga: 10 Negara Dengan Armada Angkatan Laut Terbesar di Tahun 2022

Baginya, kejadian tersebut tidak hanya akan menganggu stabilitas kawasan, tapi juga akan melemahkan China secara ekonomi.

"China jauh lebih bergantung pada rantai pasokan global daripada Rusia. Menjelaskan konsekuensi ekonomi yang parah dari setiap serangan sekarang akan menjadi pencegah yang kuat," lanjut Rasmussen.

Saat ini China menegaskan bahwa dirinya berhak menggunakan kekuatan militer, jika diperlukan, untuk membawa kembali Taiwan ke dalam kendalinya.

Di lain pihak, Taiwan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri dan menganggap klaim China tidak berlaku karena tetanggan itu tidak pernah memerintah Taiwan.

Baca Juga: Libatkan 71 Pesawat, Taiwan Melaporkan Intimidasi Terbesar China ke Zona Udaranya

Melihat situasi itu, Rasmussen mengatakan negara-negara Eropa perlu mempertimbangkan latihan militer bersama dengan Taiwan. Bukan tanpa alasan, saat ini Taiwan memang sangat bergantung pada kemampuan militer AS.

Rasmuseen juga mendesak negara-negara Eropa untuk memberikan sanksi komprehensif terhadap China jika mereka benar-benar menyerang ke Taiwan.

"Semua yang percaya pada Taiwan yang demokratis dan tatanan internasional berbasis aturan harus bekerja untuk memastikan kemenangan Ukraina. Rakyat Ukraina dan rakyat Taiwanlah yang menentukan masa depan mereka sendiri," pungkas Rasmussen.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×