kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5G diprediksi akan membunuh Playstation dan kawan-kawan, mengapa?


Rabu, 09 Juni 2021 / 06:30 WIB
5G diprediksi akan membunuh Playstation dan kawan-kawan, mengapa?
ILUSTRASI. Kemunculan jaringan internet 5G akan mengubah tren dalam industri game. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kemunculan jaringan internet 5G akan mengubah tren dalam industri game. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Square Enix sekaligus produser game Final Fantasy, Naoki Yoshida.

Teknologi jaringan generasi kelima ini menurut Yoshida, akan "membunuh" konsol game populer seperti PlayStation, Xbox, hingga Nintendo. 

"Setelah 5G menjadi standar global, pasti akan tiba saatnya kami mampu memindahkan gambar ke perangkat apa pun," ujar Yoshida. 

Yoshida mengatakan, jaringan 5G akan memungkinkan pengembang untuk membawa game ke berbagai perangkat. Oleh karena itu, gamer tak lagi perlu mengandalkan perangkat konsol untuk bermain game. 

Baca Juga: Luncurkan layanan 5G, Telkomsel teken kerjasama dengan Schneider dan produsen gawai

"Kami pasti menuju ke arah itu, dan saya tidak berpikir virus corona akan memperlambat perubahan ini," imbuh Yoshida. 

Hal ini membuka peluang bagi game berbasis cloud untuk mengubah tren industri game. Dua raksasa teknologi yakni Google dan Amazon sudah lebih dulu meluncurkan layanan cloud gaming Stadia dan Luna. 

Meski demikian, para pelaku industri dan analis mengaku masih ragu untuk benar-benar menerima perubahan tersebut. Perangkat konsol sendiri masih terbilang eksis sejak kemunculannya pada pertengahan tahun 1970-an. Terlebih lagi, belakangan ini pasar konsol telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. 

Baca Juga: Pemerintah ajak operator seluler segera selenggarakan jaringan 5G

Hal ini terlihat dari besarnya pendapatan yang dikantongi Square Enix. Pengembang game tersebut mengaku telah meraih keuntungan tertinggi 47,2 miliar Yen (sekitar Rp 6,1 triliun), naik sebesar 44% dari pendapatan tahun 2020. Kenaikan ini didorong oleh tingginya angka pejualan game Final Fantasy VII Remake dan sejumlah judul game baru lainnya di pasaran. 

Yoshida menjelaskan, pandemi Covid-19 telah mendorong pengguna lebih banyak memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain game. 

"Dengan tinggal di rumah, ada lebih banyak peluang untuk menyalakan (konsol dan memainkannya)," tutur Yoshida, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Financial Times, Senin (6/6/2021). 

Namun, tingginya popularitas konsol juga masih dibayangi oleh krisis chip global. Jika kelangkaan ini terus terjadi, kelompok riset Newzoo memprediksi tren konsol di pasaran akan turun 8,9% menjadi US$ 49,2 miliar (sekitar Rp 700,8 triliun).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5G Diprediksi Membunuh PlayStation dkk"
Penulis : Kevin Rizky Pratama
Editor : Yudha Pratomo

Selanjutnya: Menyongsong 5G dan Layanan Konvergen




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×