kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Potensi Kiamat Internet pada 2025, Begini Penjelasan NASA


Rabu, 05 Juli 2023 / 04:26 WIB
Ada Potensi Kiamat Internet pada 2025, Begini Penjelasan NASA


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KIAMAT INTERNET - Munculnya badai matahari di masa yang akan datang telah membawa kemungkinan kecil bahwa dalam dekade berikutnya, orang-orang di Bumi dapat dibiarkan tanpa akses internet selama berbulan-bulan.

Jika internet gagal dalam skala sebesar itu, konsekuensinya bisa sangat menghancurkan. Kondisi itu bisa menyebabkan kerugian miliaran dolar per hari bagi ekonomi AS dan menghambat rantai produksi dan pasokan bahan-bahan penting seperti makanan dan obat-obatan. 

Melansir USA Today, akan tetapi, para ilmuwan di NASA sedang berusaha untuk mencegah bencana seperti itu. NASA kini telah melancarkan sebuah penyelidikan bertahun-tahun yang lalu yang akan memungkinkan mereka untuk mempelajari dan mempersiapkan bagaimana badai matahari dapat mempengaruhi infrastruktur planet.

Jadi, seberapa besar kemungkinan umat manusia menghadapi apa yang dianggap banyak orang sebagai "kiamat internet?"

Inilah informasi penting mengenai kiamat internet seperti yang dikutip dari USA Today:

- Suar matahari menyebabkan badai matahari yang mengancam

Menurut NASA, angin surya diciptakan oleh ekspansi luar partikel bermuatan dari korona Matahari di atmosfer terluar. Meskipun jauh lebih padat daripada angin di Bumi, angin jauh lebih cepat — biasanya bertiup dengan kecepatan satu hingga dua juta mil per jam.

Baca Juga: Ada Papan Pemantauan Khusus, 12 Saham Ini Berpotensi Terjun ke Level Rp 1

Karena angin yang dihasilkan badai matahari di dekat matahari, dampak atmosfer berpotensi dirasakan di Bumi. Suar matahari dan pelepasan massa koronal mendorong badai, yang melepaskan partikel matahari dan radiasi elektromagnetik ke planet kita.

Ketika frekuensi lontaran massa koronal meningkat pada puncak siklus 11 tahunnya, yang menurut NASA diperkirakan terjadi pada tahun 2025, aktivitas elektromagnetik di puncak matahari. 

Apa yang disebut "solar maxiumum" berarti bagi kita penduduk bumi adalah bahwa risiko gangguan di planet bumi akan meningkat.

Baca Juga: Apa Itu El Nino dan Dampak yang Ditimbulkannya bagi Indonesia

Aktivitas tersebut berpotensi menyebabkan badai geometris, yang dapat menghambat sinyal satelit, komunikasi radio, internet, dan jaringan listrik — yang mengakibatkan keruntuhan teknologi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×