Sumber: CNNMoney | Editor: Edy Can
HONG KONG. Otoritas keuangan Inggris tidak akan menghapus Libor kendati adanya skandal baru-baru ini. Managing Director Financial Services Authority (FSA) Martin Wheatley beralasan skandal Libor tersebut akibat sistem yang rusak sehingga harus diperbaiki secara menyeluruh.
Libor atau yang merupakan kependekan dari London Interbank Offered Rate merupakan suku bunga acuan di seluruh dunia. Namun, akhir-akhir ini, nilai acuan Libor ini menjadi tanda tanya setelah muncuk skandal yang melibatkan bank investasi Inggris Barclays Capital.
Bukan hanya Barclays, ada beberapa bank yang juga diduga terlibat dalam pengaturan Libor ini. Diantaranya Deutsche Bank, Royal Bank of Scotland, Credit Suisse, Citigroup dan JPMorgan Chase. Keterlibatan bank-bank ini sedang ditelususi oleh pihak regulator.
Dalam laporannya, Wheatley mengatakan, kasus tersebut sangat jelas untuk mereformasi secara komprehensif Libor ketimbang mengganti acuan lainnya. "Transisi ke acuan baru mengandung risiko yang tidak bisa diterima akibat ketidakstabilan finansial," katanya.
Wheatley menyarankan beberapa langkah perbaikan sistem Libor tersebut. Salah satu rekomendasinya adalah mengakhiri peran British Bankers Association (BBA) mengawasi bagaimana penentuan Libor setiap harinya.
"BBA sangat jelas mengawasi proses penentuan Libor dan tidak seharusnya kembali berperan dalam penentuan Libor," katanya. "Tanggung jawab itu harus diserahkan ke lembaga baru.
Pekan sebelumnya, BBA mendukung rekomendasi Wheatley ini. Salah satunya menghapus perannya dalam proses penentuan Libor.
Laporan ini juga memuat langkah-langkah antisipasi munculnya manipulasi Libor. Wheatley menyarankan, pengumuman besarnya suku bunga acuan dari bank-bank penentu Libor sedikitnya tiga bulan. Orang yang memanipulasi suku bunga acuan itu harus berhadapan dengan hukum pidana dan bisa digugat ke pengadilan.
Laporan Wheatley juga merekomendasi klarifikasi angka yang dimasukkan untuk menentukan Libor. Saat ini, besaran bunga Libor hanya ditentukan dengan cara menanyakan ke tujuh hingga 18 bank besar.
Wheatley juga menyarankan penghapusan jangka waktu dan mata uang yang mengurangi pengiriman data perdagangan. "Ini akan mengurangi besaran referensi Libor dari 150 menjadi 20," katanya.