Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Miliarder India Gautam Adani berencana menginvestasikan lebih dari 1,1 triliun rupee, setara dengan Rp 206,51 triliun, di India. Ini menandakan fokus konglomerat tersebut untuk tumbuh dari pasar dalam negeri sambil memerangi tuduhan korupsi di Amerika Serikat (AS).
"Dana ini akan digunakan mendanai berbagai proyek, mulai pembangkit listrik, sektor semen, pertambangan, meteran listrik pintar dan energi thermal," kata Adani, dikutip Bloomberg, kemarin.
Konglomerat ini tengah berdiskusi untuk membangun kota pintar di lahan terbuka, bandara dan gasifikasi batubara di Madhya Pradesh, India. Nilai investasi tambahan ini sekitar 1 triliun rupee.
Baca Juga: MSCI adds Hyundai Motor India to Key Global Index, Removes Adani Green Energy
Rencana investasi Adani di India ini muncul di tengah hambatan hukum yang dihadapi di AS serta serangkaian proyek di Kenya dan Srilanka yang mundur.
Adani juga kesulitan mengumpulkan dana dari luar negeri sejak adanya dakwaan dari Departemen Kehakiman AS pada November 2024, yang menyebut Adani melakukan penyuapan demi memenangkan proyek.
Meski begitu, rencana investasi Adani ini baru sebatas niatan dan bukan komitmen belanja modal yang mengikat. Namun, Bloomberg menulis, komentar ini menandai fokus baru Adani di pasar domestik untuk mendorong ekspansi.
Adani tidak menjelaskan, bagaimana kelompoknya akan mendanai proyek baru di Madhya Pradesh. Tahun lalu, konglomerat tersebut membuat komitmen investasi 750 miliar rupee di provisi yang sama untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik, unit penggilingan semen dan industri lainnya.
Salah satu perusahaan Adani, Adani Green Energy Ltd, dikatakan sedang dalam pembicaraan dengan pemberi pinjaman lokal untuk membiayai kembali utang dollar dalam rupee sebesar US$ 1,1 miliar.
Baca Juga: Adani Enterprises Umumkan Keluar dari Adani Wilmar, Nilai Kesepakatan US$ 2 miliar
Adani mengatakan, pihaknya telah berinvestasi lebih dari 500 miliar rupee dan menciptakan pekerjaan lebih dari 25.000 pekerja di bidang energi, infrastruktur, manufaktur, logistik dan agribisnis.