Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sanny Cicilia
BERLIN. Produsen sepatu dan apparel ternama dunia, Adidas, siap beradu dengan rivalnya di pasar Amerika Utara. Perusahaan pakaian olahraga asal Jerman ini menjajal peruntungan bisnis di wilayah yang menjadi pasar utama Nike.
Adidas berencana mengerek belanja promosi guna mendongkrak penjualan di wilayah ini. Adidas mengumumkan akan menghabiskan anggaran sekitar 13% hingga 14% dari penjualan untuk biaya pemasaran di tahun ini.
Angka ini lebih tinggi ketimbang rata-rata pesaingnya yang menghabiskan biaya promosi sebesar 10% sampai 11%.
"Merek Adidas telah melihat perubahan dengan produk baru. Hal ini membuat Adidas kembali mendapatkan pangsa pasar bahkan di AS," ujar analis Jurgen Kolb, Kelper Cheuvreux seperti dikutip Reuters.
Penjualan bersih Adidas di Amerika Utara meningkat 25% dalam sembilan bulan pertama tahun ini menjadi € 2 miliar atau sekitar US$ 2,2 miliar. Di periode sama tahun lalu, penjualan Adidas dari wilayah tersebut sebesar € 1.6 miliar.
Imbasnya, penjualan bersih Adidas secara keseluruhan mencapai € 12,7 miliar hingga September tahun ini. Perolehan tersebut lebih tinggi 16,51% ketimbang penjualan Adidas di periode sama tahun lalu yakni € 10,9 miliar.
"Saya cukup senang dengan pertumbuhan merek Adidas di AS pada kuartal ketiga," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Adidas, Herbert Hainer kepada CNBC.
Target Adidas untuk menguasai pasar Amerika Utara tak main-main. Orang nomor satu di Adidas tersebut menguraikan rencana-rencana pemasaran di AS.
Salah satunya, menggandeng nama-nama besar dari arena sepakbola dan basket Amerika. "Mulai kuartal pertama 2016, kami akan mengintensifkan dukungan pemasaran kami, mendukung aset utama kami seperti James Harden dan Erin Rogers," tandas Hainer.
Sponsor
Bahkan, demi mengejar penjualan Nike di pasar Amerika Serikat (AS), Adidas menyetujui kemitraan dengan National Hockey League (NHL). Bukan itu saja, Adidas juga menawarkan sponsorship bagi pemain-pemain NHL dan National Football League (NFL).
Selain Amerika, pasar lain Adidas yang mencetak rekor adalah China. Di Negeri Tembok Besar tersebut, penjualan Adidas naik 42% pada kuartal ketiga tahun ini secara year on year (yoy). "Sangat bagus melihat konsumen China masih menghabiskan uang dan saya pikir industri barang olahraga memiliki peluang yang sangat besar," jelas Hainer.
Kenaikan penjualan di pasar China dan Amerika Utara mengimbangi bisnis TaylorMade-Adidas Golf yang sedang lesu. Turunnya popularitas golf membuat keuntungan penjualan bersih TaylorMade di kuartal ketiga tahun ini hanya tumbuh 0,7% . "Kami tidak bisa menjaga ritme bisnis golf yang kami miliki selama 10 tahun terakhir," kata Hainer.