Reporter: Sandy Baskoro, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
LONDON. Pembenahan radikal di pasar keuangan global terus bergulir, pasca skandal suku bunga antara bank London (LIBOR). Akhirnya, otoritas Inggris menyerahkan pengelolaan administrasi LIBOR kepada New York Stock Exchange Euronext (NYSE).
NYSE Euronext akan menggantikan posisi Asosiasi Bankir Inggris atau British Bankers’ Association (BBA) sebagai administrator LIBOR mulai awal tahun depan. Asal tahu saja, BBA sudah lebih dari dua dekade menjadi pelaksana administrasi LIBOR.
Sebagai bagian pembenahan total, sejak April lalu, Otoritas Kepatuhan Finansial (Financial Conduct Authority) Inggris telah mengambilalih LIBOR, yang menjadi acuan surat utang sekitar US$ 300 triliun di pasar global.
Selain memperdagangkan saham dan obligasi, NYSE Euronext mengoperasikan NYSE Liffe, bursa berjangka terbesar kedua di Eropa. NYSE Liffe juga berniat menawarkan produk derivatif berbasis Libor.
Nantinya, NYSE Euronext Rate Administration Ltd atau perusahaan yang akan mengelola LIBOR, akan berbasis di Inggris dan sepenuhnya di bawah Otoritas Keuangan Inggris atau Financial Conduct Authority (FCA) Inggris. "Fakta bahwa mereka menyerahkan LIBOR ke bursa berjangka adalah kejutan," ungkap Peter Lenardos, analis RBC Capital Markets di London, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (9/7) lalu.
Menunjuk pengawas
Dalam aturan baru yang disodorkan FCA, administrator dan bank partisipan LIBOR harus menunjuk seseorang yang berperan sebagai pengawas kepatuhan. Administrator LIBOR juga dilarang mengutip proses penawaran yang memakai dua mata uang berbeda dan dalam delapan tenor jatuh tempo. Ini ditempuh untuk mengurangi potensi manipulasi.
Selama ini, suku bunga LIBOR dihitung berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Thomson Reuters Corp atas perintah BBA. Sejatinya, pencarian administrator baru LIBOR sudah berlangsung sejak Februari. Tujuh anggota panel bertugas menentukan pengganti BBA.
Di antaranya, Ketua Dewan Laporan Keuangan atau Financial Reporting Council, Sarah Hogg dan Direktur Bank of England, Paul Fisher. “Peralihan administrator ini akan memainkan peran penting dalam merestorasi kredibilitas LIBOR di dunia internasional," ujar Hogg.
Catatan saja, kajian pemerintah tahun lalu merekomendasikan wewenang BBA atas LIBOR harus dilucuti. Langkah ini setelah regulator menemukan BBA telah mencoba memanipulasi data untuk mencari keuntungan.
Regulator Amerika Serikat dan Inggris telah menjatuhi denda lebih dari US$ 2,5 miliar kepada tiga bank besar, yakni Barclays Plc, UBS AG dan Royal Bank of Scotland Group Plc. n