Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kinerja perusahaan-perusahaan industri China mengalami kontraksi pada bulan kedua secara berturut-turut di September 2019 karena pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut.
Dilansir dari Reuters, Minggu (27/10), keuntungan industri turun 5,3% pada September 2019 menjadi 575,6 miliar yuan atau setara US$ 81,48 miliar, padahal Agustus 2019 lalu penurunan hanya 2% menurut data Biro Statistik Nasional (NBS) hari ini.
Sektor industri besar China berada di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan dan perang tarif dengan AS. Penurunan laba terlihat sejak paruh kedua tahun lalu, meskipun sektor ini telah melihat beberapa rebound ketika Beijing berupaya meningkatkan langkah-langkah dukungan.
Baca Juga: Bandara Daxing Beiijng memulai layanan penerbangan internasional perdana
Penurunan laba kontras dengan sedikit perbaikan di sektor manufaktur, menurut data kinerja pabri dan pertumbuhan produk industri di China yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan permintaan domestik.
Tapi harga jual di pabrik-pabrik China, menjadi barometer utama tingkat profitabilitas perusahaan yang turun tajam selama tiga tahun terakhir karena pertumbuhan ekonomi China turun ke level terendah selama 30 tahun di kuartal ketiga 2019.
Sementara itu, periode Januari-September 2019, perusahaan industri mengantongi keuntungan sebesar 4,59 triliun yuan, turun 2,1% secara tahunan. Ini lebih buruk dari proyeksi sebesar 1,7% dalam delapan bulan pertama.
Baca Juga: Pemilik merek Louis Vuitton berniat akuisisi Tiffany & Co
Ahli statistik senior Zhu Hong mengatakan bahwa faktor utama anjloknya laba industri China karena penurunan harga produk di pabrik dan perlambatan pertumbuhan. Sedangkan laba perusahaan milik negara juga tergelincir di posisi 9,6% di tiga kuartal pertama tahun ini.