kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Alami Krisis Air Akut, Iran Mempertimbangkan Pemindahan Ibu Kota


Sabtu, 26 Juli 2025 / 08:10 WIB
Alami Krisis Air Akut, Iran Mempertimbangkan Pemindahan Ibu Kota
ILUSTRASI. Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan membuka kemungkinan untuk memindahkan ibu kota Teheran karena krisis air parah yang telah melanda negara itu. WANA (West Asia News Agency)/Majid Asgaripour via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Setidaknya 20 dari 31 provinsi di Iran kini mengalami krisis air.

Melansir Der Spiegel yang mengutip media Iran, Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan membuka kemungkinan untuk memindahkan ibu kota Teheran karena krisis air parah yang telah melanda negara itu.

"Situasinya serius, dan Teheran benar-benar tidak memiliki air tersisa," kata Pezeshkian.

Iran dilanda krisis iklim

Mengutip The Jerusalem Post, Iran menetapkan hari libur umum di Provinsi Teheran pekan lalu karena kekurangan air yang parah dan krisis energi yang melanda negara itu.

Sekolah dan kantor pemerintahan diperkirakan akan ditutup setidaknya hingga hari Sabtu sebagai cara untuk mengurangi penggunaan energi dan air di negara itu.

Setidaknya 20 dari 31 provinsi di Iran kini mengalami krisis air, dan salah satu waduk terbesar di negara itu diperkirakan akan mengering sepenuhnya dalam beberapa minggu, menurut situs media pemerintah Iran, IRNA.

Baca Juga: Iran dan Negara Eropa Akan Gelar Pembicaraan Nuklir di Istanbul pada Jumat

Krisis air ini terjadi setelah kenaikan suhu 2 derajat Celcius sejak tahun 1960-an, menurut UNICEF, dan penurunan curah hujan sebesar 20% selama 20 tahun terakhir.

Kegagalan Teheran

Kegagalan Teheran dalam mengatasi krisis iklim telah menimbulkan reaksi keras dari para kritikus rezim dan pejabat Israel.

Menteri Energi Israel Eli Cohen, dalam sebuah unggahan media sosial berbahasa Persia, menyatakan bahwa "penderitaan" Iran merupakan akibat langsung dari rezim Islam.

“Alih-alih memenuhi kebutuhan rakyat Iran, mereka justru menghabiskan sumber daya untuk cabang-cabang teroris di Lebanon, Suriah, Yaman, dan Gaza,” tulis Cohen. “Israel telah berhasil mengatasi kekurangan air, dan berkat pengetahuan dan inovasi kami, kami kini memiliki sumber daya air yang melimpah yang bahkan kami ekspor ke negara-negara tetangga kami.”

Tonton: AS dan Israel Kecele, Proyek Nuklir Iran Dipastikan Lanjut Pasca Serangan

“Kepada bangsa Iran: Di hari rezim yang menindas ini digulingkan, hidup kalian akan jauh lebih baik, dan kalian juga akan dapat memperoleh manfaat dari teknologi air Israel,” pungkasnya.

Selanjutnya: Putin Tolak Mentah-Mentah Permintaan Zelensky untuk Bertemu

Menarik Dibaca: Promo Wingstop Mantapnya Juara, Makan Sendiri atau Rame-Rame Mulai Rp 35.000-an




TERBARU

[X]
×