kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: China makin berbahaya, perang dikhawatirkan pecah di Laut China Selatan


Senin, 05 April 2021 / 10:25 WIB
Analis: China makin berbahaya, perang dikhawatirkan pecah di Laut China Selatan
ILUSTRASI. Seorang analis terkemuka Asia mengatakan, Beijing menggunakan kebijakan paksaan dan tekanan yang "berbahaya" untuk menegaskan kontrolnya atas Laut China Selatan. McLearnon/Handout via REUTERS.


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pada akhir Maret, 245 kapal Tiongkok serta empat kapal perang terlihat di perairan dekat Spratly, sebuah kepulauan dengan lebih dari 100 pulau yang terletak di antara Filipina dan Vietnam.

Analis dari Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat membantah pernyataan Beijing bahwa kapal itu merupakan milik nelayan yang ingin meningkatkan hasil tangkapan mereka.

Mereka mengatakan bahwa kapal-kapal itu adalah bagian dari milisi maritim China, kekuatan sipil yang seolah-olah dikerahkan oleh Beijing untuk mengimplementasikan tujuan strategisnya di Laut China Selatan.

Baca Juga: Filipina temukan bangunan ilegal di Union Bank Laut China Selatan, milik China?

Meskipun diyakini tidak bersenjata, kapal-kapal tersebut sebagian besar diawaki oleh pasukan cadangan yang beroperasi di bawah perintah Penjaga Pantai dan Tentara Pembebasan Rakyat.

Kehadiran mereka dikhawatirkan untuk mengintimidasi nelayan lokal dan mengusir mereka dari daerah tersebut.

Baca Juga: Respons tantangan di Laut China Selatan, AS dan Filipina mempererat koordinasi

"Dengan menempatkan mereka di sana, dan menyebarkannya ke seluruh hamparan air di sekitar terumbu karang yang ditempati orang lain, atau di sekitar ladang minyak dan gas atau daerah penangkapan ikan, mereka terus mendorong orang Filipina dan Vietnam keluar. Jika Anda seorang nelayan Filipina, Anda selalu dilecehkan oleh orang-orang ini," jelas Poling.

"Pada titik tertentu Anda menyerah begitu saja dan berhenti memancing di sana,” tambahnya.

Selanjutnya: China kirim kapal milisi maritim, Duterte berjanji untuk melindungi wilayah negaranya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×