Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kabinet Jepang pada hari Jumat (24/12) menyetujui anggaran pertahanan sebesar ¥ 5,4 triliun, atau sekitar US$ 47 miliar, untuk tahun 2022. Dengan ini, anggaran pertahanan Jepang kembali memecahkan rekor untuk tahun kesepuluh secara berturut-turut.
Dilansir dari Kyodo, rancangan anggaran tersebut termasuk pengeluaran besar Jepang untuk menampung pangkalan militer AS. Biaya operasional tahun depan naik 1,1% dari tahun fiskal sebelumnya.
Jepang juga tengah bersiap untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Peningkatan anggaran, yang terjadi selama 10 tahun berturut-turut, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan tajam dalam kebutuhan penelitian dan pengembangan. Untuk sektor itu saja, Kementerian Pertahanan telah mengalokasikan ¥ 291,10 miliar, naik 37,6% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Jepang & AS Dikabarkan sedang Merancang Aksi Militer Gabungan Baru di Sekitar Taiwan
Meningkatkan Kemampuan Udara dan Ruang Angkasa
Kementerian Pertahanan Jepang juga semakin serius untuk berinvestasi dalam teknologi modern, seperti pesawat tanpa awak menggunakan kecerdasan buatan yang terbang dalam tim dengan jet tempur generasi berikutnya.
Anggaran sebesar ¥ 85,80 miliar juga disiapkan untuk pengembangan jet tempur baru untuk menggantikan F-2 yang sudah tua. Dalam program ini, Jepang akan bekerja sama dengan Inggris untuk membuat mesin jet baru. Sebagai tambahan, ¥ 39,30 miliar untuk rudal standoff yang akan diluncurkan dari kapal, pesawat dan darat.
Jepang juga menyiapkan ¥ 127,80 miliar untuk memperoleh 12 jet tempur siluman canggih F-35 dan ¥ 10,20 miliar untuk kapal angkut kecil dan menengah. Unit kapal baru itu rencananya akan mendukung operasi pertahanan pulau terpencil di barat daya Jepang, di mana Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) telah dikerahkan untuk menyebarkan unit rudal.
Belum cukup sampai di situ, anggaran sebesar ¥ 52,00 miliar juga telah diamankan untuk meng-upgrade 70 jet tempur F-15 yang disiapkan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan di sekitar rantai pulau barat daya Jepang.
Baca Juga: Ekspor Senjata AS turun 21% di Tahun Pertama Pemerintahan Joe Biden