Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Politisi veteran Malaysia dan mantan pemimpin Mahathir Mohamad pada Jumat (25/11) mengucapkan selamat kepada saingan lamanya Anwar Ibrahim dalam sebuah pesan di Twitter atas pengangkatannya sebagai perdana menteri.
Perseteruan keduanya telah mendominasi politik Malaysia selama dua dekade terakhir. Anwar diangkat sebagai perdana menteri oleh raja Malaysia pada hari Kamis (24/11/2024) setelah pemilihan yang tidak meyakinkan.
Anwar diperkirakan akan memulai diskusi tentang pembentukan kabinetnya saat ia mulai bekerja pada Jumat sebagai perdana menteri di saat yang sulit, dengan ekonomi yang melambat dan negara yang sangat terpecah setelah pemilu yang ketat.
Baca Juga: Anwar Ibrahim: Blok Sabah Bergabung dengan Pemerintah Persatuan Malaysia
Pria berusia 75 tahun itu dilantik sebagai perdana menteri pada hari Kamis, mengakhiri perjalanan politik tiga dekade dari anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohamad menjadi pemimpin protes, seorang tahanan yang dihukum karena sodomi dan tokoh oposisi.
Anwar, yang diangkat oleh raja Malaysia setelah pemilihan yang tidak meyakinkan, mengatakan bahwa rakyat Malaysia telah lama menunggu perubahan.
"Kami tidak akan pernah berkompromi dengan pemerintahan yang baik, gerakan antikorupsi, independensi peradilan, dan kesejahteraan rakyat biasa Malaysia," katanya Kamis malam.
Saya ucap tahniah kepada Dato’ Seri Anwar Ibrahim @anwaribrahim di atas pelantikan sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-10.
Selamat maju jaya.
DR MAHATHIR BIN MOHAMAD
25 November 2022— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) November 25, 2022
Penunjukan Anwar mengakhiri lima hari krisis pascapemilu yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut dengan saingannya, mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, yang menantangnya untuk membuktikan mayoritasnya di parlemen.
Baca Juga: Jokowi kepada Anwar Ibrahim: Selamat Atas Terpilihnya sebagai PM Malaysia ke-10
Koalisi keduanya gagal memenangkan mayoritas dalam pemilihan hari Sabtu, tetapi raja konstitusional Malaysia, Raja Al-Sultan Abdullah, menunjuk Anwar setelah berbicara dengan beberapa anggota parlemen.
Kampanye tersebut mengadu koalisi multi-etnis Anwar yang progresif melawan aliansi Muslim-Melayu Muhyiddin yang sebagian besar konservatif.
Ketidakpastian pemilu telah mengancam memperburuk ketidakstabilan di Malaysia, yang telah memiliki tiga perdana menteri selama dalam beberapa tahun terakhi, dan juga berisiko menunda keputusan kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi.