Reporter: Dessy Rosalina, BLOOMBERG | Editor: Test Test
HONGKONG. Sepanjang April 2010, harga properti China kembali membukukan rekor baru,yakni naik 12,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sebelumnya, pada Maret harga properti menanjak 11,7% atau level tertinggi sejak 2005.
Angka tersebut baru saja dirilis oleh pemerintah China. Lantaran harga properti terus membumbung, langkah pemerintah mengetatkan kredit properti dianggap belum membawa hasil.
"Pemerintah melakukan beberapa langkah baru terkait properti. Jadi, terlalu dini menilai bahwa program pemerintah tidak efektif," ujar Brian Jackson, analis Royal Bank of Canada di Hongkong.
Awal bulan ini, Beijing menjadi kota pertama di China yang membatasi warganya untuk membeli unit rumah baru. Analis BOCOM International Ltd, Yang Qingli mengatakan, kota-kota lain diprediksi bakal menerapkan aturan serupa. "Harga properti pasti akan turun sekitar 10% hingga 20%," imbuh Qingli.
Senada, ekonom Mizuho Securities Asia, Shen Jianguang menilai harga properti bisa jatuh lebih dari 30% di masa mendatang seiring dengan melimpahnya pasokan. " Ini adalah bulan terakhir tahun ini terjadinya lonjakan harga," tandasnya.
Sesaat paska dirilisnya angka properti, Shanghai Composite Index jatuh 18.74 poin atau 0,7% pukul 13.30 waktu setempat, lantaran kekhawatiran pelaku pasar akan terjadinya bubble aset properti.