Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Yudho Winarto
RIYADH. Arab Saudi menunda pembayaran kepada kontraktor pemerintah sebagai imbas dari tersungkurnya harga minyak. Untuk pertama kalinya sejak 2009, negara yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdul Aziz ini defisit neraca keuangan.
Tiga sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan, perusahaan yang bekerja pada proyek-proyek infrastruktur telah menunggu pembayaran dari Pemerintah Arab Saudi selama lebih dari enam bulan.
Ini karena Arab Saudi berusaha menjaga arus kas negara. Penundaan pembayaran mengancam penyelesaian proyek Riyadh metro senilai US$ 22 miliar. Wakil dari Menteri Keuangan Arab Saudi menolak berkomentar soal ini.
Sebanyak 80% pendapatan Arab Saudi bersumber dari minyak mentah. Penurunan harga minyak direspon dengan menekan cadangan devisa, memotong pengeluaran, penundaan beberapa proyek dan penjualan obligasi.
"Era pemangkasan telah datang, defisit anggaran terlalu besar sehingga sulit untuk mengabaikan dan berpura-pura bahwa bisnis berjalan seperti biasa," ujar Simon Williams, Chief Economist HSBC Holdings Plc seperti dikutip Bloomberg.