Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arsenal tengah menyiapkan rencana besar untuk memperluas kapasitas Emirates Stadium, langkah yang berpotensi membuat mereka sementara memindahkan laga kandang ke Wembley Stadium.
Menurut laporan The Telegraph, klub asal London Utara itu berharap dapat menambah kapasitas stadion dari 60.700 menjadi lebih dari 70.000 penonton. Jika terwujud, Arsenal akan kembali memiliki stadion klub terbesar di London, melampaui Tottenham Hotspur Stadium dan London Stadium milik West Ham United.
Desain Baru: Penyesuaian Interior Tanpa Ubah Bentuk Luar
Rencana pengembangan difokuskan pada bagian dalam stadion. Arsenal dikabarkan tengah meninjau perubahan kemiringan tribun (gradient) dan tata letak tempat duduk (seating plan) agar dapat menampung lebih banyak suporter tanpa mengubah tampilan luar stadion secara signifikan.
Baca Juga: Pengusaha Finlandia Ini Kembali Berniat Akuisisi Manchester United
Perubahan ini dinilai penting untuk mengatasi daftar tunggu tiket musiman (season ticket waiting list) yang kini mencapai lebih dari 100.000 penggemar, dengan sebagian sudah menunggu bertahun-tahun.
Dampak Finansial dan Kepatuhan Regulasi
Selain meningkatkan pengalaman suporter, perluasan stadion juga diproyeksikan akan menambah pemasukan tahunan klub hingga puluhan juta poundsterling. Tambahan pendapatan ini akan membantu Arsenal dalam memenuhi aturan Profit and Sustainability (PSR) serta Financial Fair Play (FFP) yang diterapkan Premier League dan UEFA.
Total investasi proyek ini diperkirakan mencapai £500 juta, atau sekitar Rp11,09 triliun (mengacu pada kurs £1 = Rp22.180). Angka tersebut mencakup perombakan hampir seluruh area stadion, bukan hanya satu tribun.
Kemungkinan Bermarkas di Wembley Selama Renovasi
Selama proses pembangunan, Arsenal kemungkinan besar akan bermarkas sementara di Wembley Stadium, opsi yang dinilai paling realistis mengingat kedekatan lokasi dan kapasitas besar stadion nasional Inggris itu.
Arsenal memiliki sejarah bermain di Wembley, terutama saat menjalani laga kandang Liga Champions pada musim 1998/99 dan 1999/2000, serta empat kali meraih gelar Piala FA antara 2014 dan 2020 di venue tersebut.
Sebagai perbandingan, Tottenham Hotspur juga pernah menggunakan Wembley selama hampir dua tahun ketika membangun stadion baru mereka senilai £1,2 miliar, atau sekitar Rp26,6 triliun, dengan biaya sewa sekitar £15 juta (setara Rp332,7 miliar) per musim.
Dukungan dari Kroenke Sports & Entertainment
Meski belum ditentukan siapa yang akan memimpin proyek pembangunan, keluarga Kroenke, selaku pemilik Arsenal, memiliki pengalaman besar dalam pembangunan stadion.
Baca Juga: Jelang Hadapi Irak, Ini Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Mereka sebelumnya membangun SoFi Stadium di Los Angeles senilai £4,1 miliar, atau sekitar Rp90,9 triliun, yang berkapasitas 100.000 tempat duduk dan menjadi salah satu stadion paling modern di dunia.
Tantangan Perizinan dan Waktu Pembangunan
Hingga kini, Arsenal belum mengajukan izin resmi pembangunan (planning permission). Proyek sebesar ini diperkirakan dapat memakan waktu hingga lima tahun hanya untuk tahap perencanaan dan perizinan. Klub juga masih mempertimbangkan opsi renovasi skala kecil jika hambatan regulasi terlalu besar.
Sebagai catatan, Emirates Stadium dibangun dengan biaya sekitar £390 juta atau setara Rp8,65 triliun, dan resmi dibuka pada tahun 2006 setelah lebih dari dua tahun konstruksi dan hampir satu dekade perencanaan.