kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.189   -34,00   -0,22%
  • IDX 7.705   -37,97   -0,49%
  • KOMPAS100 1.196   3,26   0,27%
  • LQ45 976   2,80   0,29%
  • ISSI 227   0,02   0,01%
  • IDX30 499   2,84   0,57%
  • IDXHIDIV20 604   4,26   0,71%
  • IDX80 137   0,27   0,20%
  • IDXV30 141   0,40   0,28%
  • IDXQ30 167   1,06   0,64%

AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Pasca Ledakan Pager, Bagaimana Indonesia?


Senin, 23 September 2024 / 04:25 WIB
AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Pasca Ledakan Pager, Bagaimana Indonesia?
ILUSTRASI. KBRI Beirut telah menjalin komunikasi intensif dengan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon. REUTERS/Aziz Taher 


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak warga AS di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut saat opsi komersial masih tersedia. 

Peringatan tersebut dirilis Departemen Luar Negeri AS pada Sabtu (21/9/2024) karena eskalasi atau peningkatan intensitas konflik Israel-Hizbullah. 

"Karena konflik Hizbullah dan Israel yang tidak dapat diprediksi dan ledakan baru-baru ini di seluruh Lebanon, Kedutaan Besar AS mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon," terang Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Arab News, Sabtu. 

Lantas, apakah Indonesia menerapkan kebijakan yang serupa dengan AS untuk mengevakuasi warganya? 

Penjelasan Kemenlu 

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha menjelaskan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut telah menjalin komunikasi intensif dengan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon. 

Terkait dengan serangan pager dan alat komunikasi pada 17-18 September 2024, Judha memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban. Saat ini, KBRI Beirut terus mengimbau WNI agar dapat mengikuti proses evakuasi yang dipersiapkan oleh KBRI.  

Baca Juga: Komandan Tertinggi Hezbollah Ibrahim Aqil Tewas dalam Serangan Udara Israel di Beirut

“KBRI terus memonitor perkembangan dan melakukan komunikasi intensif dengan WNI di Lebanon,” ungkap Judha saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2024). 

Sejak pecah konflik Israel-Palestina pada Sabtu (7/10/2023), KBRI Beirut resmi menetapkan status Siaga 1 di wilayah Lebanon bagian selatan, pada Selasa (10/10/2023). 

Sepuluh bulan kemudian, tepatnya pada Minggu (4/8/2024), KBRI Beirut meningkatkan status Siaga 1 di seluruh daerah di Lebanon. 

Berdasarkan data dari KBRI Beirut, terdapat 152 WNI yang menetap di seluruh wilayah Lebanon.  

“Sejak penetapan Siaga 1, KBRI telah memfasilitasi kepulangan 25 orang WNI dalam tiga gelombang,” terang Judha. 

Sementara itu, sebagian besar warga lainnya memilih untuk tetap tinggal di Lebanon. WNI yang masih bertahan di Lebanon mayoritas adalah mahasiswa. Judha mengimbau kepada WNI yang bertahan di Lebanon untuk tetap berkomunikasi secara intensif dengan KBRI Beirut. 

“Pihak KBRI Beirut dapat dihubungi melalui nomor hotline +96170817310,” kata Judha.

Baca Juga: Militer Israel Lakukan Serangan ke Beirut Lebanon

Konflik Israel-Hizbullah memanas 

Dikutip dari Al Jazeera, pihak militer Israel mengklaim telah melancarkan 400 serangan ke Lebanon pada Sabtu (21/9/2024). 

Israel menyatakan, mereka telah menyerang 290 target pertahanan Hizbullah di Lebanon bagian selatan. Pihak Israel juga mengklaim bahwa mereka telah menyerang 110 lokasi lainnya pada Sabtu (20/9/2024) dini hari. 

Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan dua putaran rudal ke Pangkalan Udara Ramat David milik Israel di dekat Haifa. Selain itu, pihak Hizbullah juga mengklaim melakukan serangan rudal dan roket di lokasi perusahaan teknologi pertahanan, Rafael. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon mencatat, jumlah korban meninggal dunia akibat serangan Israel pada Jumat (20/9/2024) di Beirut selatan meningkat menjadi 45 orang. 

Baca Juga: Ledakan Pager Mematikan di Lebanon Bikin Taiwan Ikut Terseret ke Politik Timur Tengah

Serangan pada jam sibuk tersebut telah menghancurkan dua bangunan di distrik Dahiya, Beirut, ibu kota Lebanon. Tercatat, serangan telah melukai lebih dari 60 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Desak Warganya Tinggalkan Lebanon karena Konflik Memanas, Bagaimana dengan Indonesia?" 

Selanjutnya: Bersiap, Hutama Karya Bakal Kerek Tarif Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung

Menarik Dibaca: Jadwal Prameks Rute Kutoarjo-Jogja, Senin-Minggu, 23-29 September 2024




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×