kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Australia tidak akan membuka pintu untuk turis asing hingga tahun 2022


Rabu, 06 Oktober 2021 / 11:47 WIB
Australia tidak akan membuka pintu untuk turis asing hingga tahun 2022
ILUSTRASI. Sydney Opera House di tengah pelonggaran pembatasan penyakit Covid-19 di Sydney, Australia, 20 Mei 2020.


Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pemerintah Australia pada hari Selasa (5/10) memutuskan untuk tidak menerima turis asing setidaknya hingga tahun 2022. Langkah ini diambil demi mengembalikan Australia ke kondisi normal secara perlahan setelah terpukul pandemi Covid-19.

Perdana Menteri Scott Morrison akan memprioritaskan kembalinya migran dan pelajar setelah target vaksinasi tercapai. Australia baru akan membuka pintu masuk setelah 80% populasi berusia 16 tahun ke atas menerima vaksinasi penuh.

"Sebelum turis, prioritasnya adalah untuk migran terampil dan pelajar internasional. Kami akan mendapatkan pengunjung internasional juga, saya percaya tahun depan," ungkap Morrison, seperti dikutip AP.

Pengumuman ini disampaikan Morrison sehari setelah dia mengumumkan rencana untuk mengizinkan warga negara yang divaksinasi dan penduduk tetap untuk terbang ke luar negeri mulai November untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Baca Juga: Hampir Dua Tahun Tertutup, Pintu Perbatasan Australia Akan Dibuka Kembali November

Mencekik industri pariwisata

Dilansir dari AP, pembatasan perjalanan yang sangat ketat di Australia telah menyebabkan tingkat imigrasi terendah sejak Perang Dunia II. 

Universitas-universitas Australia, yang sangat bergantung pada mahasiswa internasional mengaku sangat terpukul. Banyak universitas yang takut kehilangan mahasiswa karena tidak bisa mendapatkan akses kembali ke Australia.

Aturan ketat yang diberlakukan Australia melahirkan bebas emosional yang tinggi karena separuh populasinya lahir di luar negeri, atau setidaknya memiliki satu orang tua imigran. Banyak keluarga yang kini terpisah selama 2 tahun lamanya.

Baca Juga: Dua bulan lockdown, Melbourne kembali cetak rekor kasus Covid-19 harian



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×