kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.063   79,31   1,14%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 830   13,16   1,61%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,83   1,88%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 121   1,88   1,59%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,29   1,65%

Australia tidak akan membuka pintu untuk turis asing hingga tahun 2022


Rabu, 06 Oktober 2021 / 11:47 WIB
Australia tidak akan membuka pintu untuk turis asing hingga tahun 2022
ILUSTRASI. Sydney Opera House di tengah pelonggaran pembatasan penyakit Covid-19 di Sydney, Australia, 20 Mei 2020.


Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pemerintah Australia pada hari Selasa (5/10) memutuskan untuk tidak menerima turis asing setidaknya hingga tahun 2022. Langkah ini diambil demi mengembalikan Australia ke kondisi normal secara perlahan setelah terpukul pandemi Covid-19.

Perdana Menteri Scott Morrison akan memprioritaskan kembalinya migran dan pelajar setelah target vaksinasi tercapai. Australia baru akan membuka pintu masuk setelah 80% populasi berusia 16 tahun ke atas menerima vaksinasi penuh.

"Sebelum turis, prioritasnya adalah untuk migran terampil dan pelajar internasional. Kami akan mendapatkan pengunjung internasional juga, saya percaya tahun depan," ungkap Morrison, seperti dikutip AP.

Pengumuman ini disampaikan Morrison sehari setelah dia mengumumkan rencana untuk mengizinkan warga negara yang divaksinasi dan penduduk tetap untuk terbang ke luar negeri mulai November untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Baca Juga: Hampir Dua Tahun Tertutup, Pintu Perbatasan Australia Akan Dibuka Kembali November

Mencekik industri pariwisata

Dilansir dari AP, pembatasan perjalanan yang sangat ketat di Australia telah menyebabkan tingkat imigrasi terendah sejak Perang Dunia II. 

Universitas-universitas Australia, yang sangat bergantung pada mahasiswa internasional mengaku sangat terpukul. Banyak universitas yang takut kehilangan mahasiswa karena tidak bisa mendapatkan akses kembali ke Australia.

Aturan ketat yang diberlakukan Australia melahirkan bebas emosional yang tinggi karena separuh populasinya lahir di luar negeri, atau setidaknya memiliki satu orang tua imigran. Banyak keluarga yang kini terpisah selama 2 tahun lamanya.

Baca Juga: Dua bulan lockdown, Melbourne kembali cetak rekor kasus Covid-19 harian



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×