Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Banyak ahli medis memperkirakan bahwa tes yang tertunda dan kacau di Amerika Serikat akan dibayar dengan banyak nyawa.
Sudah lebih 100 orang meninggal dan kekhawatiran penyebaran telah menyebabkan pembatasan luar biasa pada interaksi sosial, menekan ekonomi AS, sekolah, rumah sakit dan kehidupan sehari-hari.
"Itu membuat saya merasa seperti hidup dalam lelucon," kata Dr. Ritu Thamman, seorang ahli jantung dan asisten profesor klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Bahkan staf rumah sakit yang mungkin terpapar tidak dapat menjalani tes, katanya. "Kita adalah negara kaya tetapi kita tidak memiliki hal-hal seperti ini?" sesalnya.
Administrasi Presiden Donald Trump tersandung pada peraturan dan konvensi pemerintah, kata mantan pejabat dan pakar kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Bunga deposito tertinggi cuma 6%, bunga BCA 4,3%, Mandiri 6%, BRI 5,6%, BNI 5,8%
Alih-alih menyusun sektor swasta sejak dini untuk mengembangkan tes, seperti yang dilakukan Korea Selatan, pejabat kesehatan AS malah mengandalkan, seperti biasa, pada kit uji yang disiapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, padahal beberapa di antaranya terbukti salah.
Kemudian, dengan berpegang pada prosedur pemeriksaan itu justru memakan waktu, Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS tidak menyetujui tes selain CDC hingga 29 Februari, lebih dari lima minggu setelah diskusi dengan laboratorium luar dimulai.
Sementara itu, dengan tidak adanya kit yang cukup, CDC bersikeras selama berminggu-minggu pada kriteria sempit untuk pengujian, merekomendasikannya hanya ketika seseorang baru-baru ini berkunjung ke China atau hot spot lain atau melakukan kontak dengan seseorang yang diketahui terinfeksi.
Akibatnya, pemerintah federal gagal menyaring jumlah orang Amerika yang tak terhitung dan melewatkan peluang untuk mencegah penyebaran, kata para dokter dan pakar kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Apa itu rapid test virus corona? Ini informasi lengkapnya
Korea Selatan mengambil risiko, melakukan tes dengan cepat , kemudian mereka kembali memeriksa efektivitas tes itu. Sebaliknya, FDA Amerika Serikat mengatakan ingin memastikan lebih dulu apakah tes itu akurat sebelum mereka memeriksa jutaan orang Amerika.
"Selalu ada peluang untuk belajar dari situasi seperti ini," Komisaris FDA Stephen Hahn, yang baru tiga bulan bekerja, mengatakan kepada Reuters. “Tapi satu hal yang akan saya perjuangkan: Kami tidak bisa berkompromi pada kualitas tes karena apa yang akan terjadi