kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kisah Mark Zuckerberg tolak tawaran dermawan ayahnya hingga jadi miliarder top


Rabu, 04 November 2020 / 06:40 WIB
Kisah Mark Zuckerberg tolak tawaran dermawan ayahnya hingga jadi miliarder top
ILUSTRASI.


Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli

Reaksi orang tua mereka adalah, "Oke, Anda mungkin seharusnya mengambil uang waralaba McDonald's jika Anda menginginkan bisnis," kenang Randi Zuckerberg.

Tetap saja, mereka selalu mendukung apa pun yang ingin dilakukan anak-anak mereka. Tentu saja, ternyata, Zuckerberg telah membuat keputusan yang sangat tepat.

Kehadirannya di Harvard berkontribusi besar pada kesuksesan awal Facebook, pertama karena dia mampu bertukar ide dengan sesama mahasiswa (beberapa di antaranya, tentu saja, menggugatnya karena mencuri ide-ide tersebut).

Baca Juga: Kekayaan orang terkaya Eropa, Bernard Arnault, bertambah Rp 117 triliun dalam sepekan

Dan fakta bahwa keanggotaan Facebook pada awalnya terbatas pada mahasiswa Harvard, dan kemudian mahasiswa di beberapa perguruan tinggi elit, seperti Stanford, Yale, dan Princeton, membuat jejaring sosial baru ini sangat diminati.

Pendekatan Warren Buffett

Meskipun dia mungkin tidak mengetahuinya, Zuckerberg mengikuti nasihat yang sering diberikan Warren Buffett kepada kaum muda.

"Berinvestasi pada diri sendiri adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan - apa pun yang meningkatkan bakat Anda," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×