kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Kisah Mark Zuckerberg tolak tawaran dermawan ayahnya hingga jadi miliarder top


Rabu, 04 November 2020 / 06:40 WIB
Kisah Mark Zuckerberg tolak tawaran dermawan ayahnya hingga jadi miliarder top
ILUSTRASI.


Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli

Reaksi orang tua mereka adalah, "Oke, Anda mungkin seharusnya mengambil uang waralaba McDonald's jika Anda menginginkan bisnis," kenang Randi Zuckerberg.

Tetap saja, mereka selalu mendukung apa pun yang ingin dilakukan anak-anak mereka. Tentu saja, ternyata, Zuckerberg telah membuat keputusan yang sangat tepat.

Kehadirannya di Harvard berkontribusi besar pada kesuksesan awal Facebook, pertama karena dia mampu bertukar ide dengan sesama mahasiswa (beberapa di antaranya, tentu saja, menggugatnya karena mencuri ide-ide tersebut).

Baca Juga: Kekayaan orang terkaya Eropa, Bernard Arnault, bertambah Rp 117 triliun dalam sepekan

Dan fakta bahwa keanggotaan Facebook pada awalnya terbatas pada mahasiswa Harvard, dan kemudian mahasiswa di beberapa perguruan tinggi elit, seperti Stanford, Yale, dan Princeton, membuat jejaring sosial baru ini sangat diminati.

Pendekatan Warren Buffett

Meskipun dia mungkin tidak mengetahuinya, Zuckerberg mengikuti nasihat yang sering diberikan Warren Buffett kepada kaum muda.

"Berinvestasi pada diri sendiri adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan - apa pun yang meningkatkan bakat Anda," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×