Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bank Sentral Thailand (BOT) telah mengambil langkah untuk menstabilkan baht setelah mata uang tersebut terapresiasi sekitar 7% sejak awal tahun.
Kondisi ini menjadikan baht sebagai mata uang dengan kinerja terkuat di antara mata uang regional.
Mengutip laporan Nation Thailand pada Senin (8/9/2025), Pimpan Charoenkwan, Asisten Gubernur untuk Grup Pasar Keuangan di BOT, mengatakan bahwa bank sentral memantau situasi dengan cermat dan akan turun tangan untuk mengendalikan volatilitas guna mengurangi dampaknya terhadap bisnis.
Ia mencatat bahwa apresiasi mata uang regional baru-baru ini, termasuk baht, sebagian besar didorong oleh melemahnya dolar AS karena pasar semakin mengharapkan Federal Reserve (Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Baht juga mengalami tekanan kenaikan akibat kenaikan harga emas global yang berkelanjutan. BOT saat ini sedang menjajaki langkah-langkah untuk memitigasi dampak pergerakan harga emas terhadap nilai tukar.
Baca Juga: Penasihat Danantara, Thaksin Shinawatra Kembali Dipenjara 1 Tahun, Ini Alasannya
Pimpan menyarankan sektor swasta untuk secara konsisten melakukan lindung nilai terhadap risiko nilai tukar mata uang asing guna meredam dampak volatilitas pasar.
Sementara itu, Sanguan Jungsakul, direktur senior pasar uang dan modal di Krungthai Bank, menggambarkan reli baht baru-baru ini sebagai kenaikan yang "tajam dan signifikan."
Sejak Jumat (5 September), baht telah menguat lebih tinggi daripada mata uang regional lainnya, melampaui level 32,00 hingga mencapai 31,81 terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (8/9/2025). Ini merupakan level terkuatnya dalam lebih dari empat tahun, sejak pertengahan 2021.
Tonton: Anutin Charnvirakul Jadi PM Baru Thailand, Akhiri Era Dinasti Shinawatra
Ia mengaitkan lonjakan tersebut dengan reli harga emas yang berkelanjutan, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan September di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, dan kejelasan politik yang lebih baik di Thailand setelah pembentukan pemerintahan baru.