Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
BEIJING Bank sentral China menaikkan cadangan modal minimum perbankan untuk ketigakalinya sepanjang tahun ini. Dalam siaran pers Senin (3/5), bank sentral mengumumkan mulai Senin (10/5), perbankan China wajib menaikkan modal minimum sebesar 50 basis poin atau 0,5%.
Langkah ini demi menekan lonjakan kredit yang berisiko menimbulkan gelembung aset. Saat ini, cadangan modal minimum bank besar China mencapai 16,5%, sedangkan bank kecil 14,5%.
Tapi, langkah tersebut tidak diikuti kenaikan tingkat bunga acuan. Deputi Gubernur Bank Sentral China Zhu Min mengatakan, kenaikan suku bunga dapat menjadi ancaman bagi perekonomian.
Bank sentral, tambah dia, membutuhkan lebih banyak bukti atas pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan sebelum memutuskan menaikkan suku bunga acuan. "Selain itu masih banyak alternatif kebijakan yang dapat dilakukan untuk memperkuat ekonomi," katanya.
Ekonom Action Economics David Cohen bilang, di satu sisi, China ingin menahan laju kredit. Di sisi lain, kebijakan yang diambil harus hati-hati karena ketidakpastian kondisi global. "Inflasi yang menyentuh level 3% jadi fokus perhatian karena berpotensi naik terus," ujarnya.
Inflasi China naik 2,7% selama Februari, angka tertinggi dalam 16 bulan terakhir. Suku bunga acuan pinjaman bertenor satu tahun sebesar 5,31% sedangkan suku bunga simpanan 2,25%.
Tak heran, sejumlah ekonom mengingatkan China mewaspadai risiko pecahnya gelembung aset. Bahkan, Marc Faber, profesor ekonomi Universitas Zurich meramal, ekonomi China akan melambat dan akhirnya runtuh 9-12 bulan ke depan.
"Sinyal-sinyalnya sudah ada, gejala sebuah gelembung besar semuanya ada di sana," kata Faber kepada Bloomberg. Sepanjang tahun ini, indeks gabungan bursa Shanghai terjun 12% dan menjadi bursa berkinerja terburuk keempat di dunia.