kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Dunia: Pertumbuhan Asia Pasifik akan melambat jadi 5,8% akibat perang dagang


Kamis, 10 Oktober 2019 / 13:36 WIB
Bank Dunia: Pertumbuhan Asia Pasifik akan melambat jadi 5,8% akibat perang dagang
ILUSTRASI. FILE PHOTO : High-rise buildings are seen at the Shinjuku business district during sunset in Tokyo, Japan, May 31, 2018. REUTERS/Toru Hanai/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Laporan Bank Dunia menyebut, pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik diperkirakan akan melambat tahun ini. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Beberapa di antaranya adalah memanasnya perang dagang AS dan China dan melambatnya perekonomian utama dunia sehingga menggerus tingkat ekspor di Asia Pasifik.

Melansir Reuters, Bank Dunia meramal, tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini akan merosot ke level 5,8% pada 2019 dari 6,3% pada 2018.

Laporan tersebut juga menyoroti melemahnya permintaan global dan meningkatnya ketidakpastian yang mengarah pada penurunan ekspor dan pertumbuhan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan menimbulkan ancaman jangka panjang terhadap pertumbuhan regional.

Baca Juga: Darmin: Dunia sedang payah, tapi jangan anggap di Indonesia juga sama

Bank Dunia mengatakan, negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan China sebagai pusat manufaktur akan mengalami kemunduran dalam jangka pendek karena ketegangan perdagangan dan ketidakpastian global yang meningkat.

"Saat perusahaan mencari cara untuk menghindari tarif, akan sulit bagi negara-negara di Asia Timur dan Pasifik untuk menggantikan peran China dalam rantai nilai global jangka pendek karena infrastruktur yang tidak memadai dan skala produksi yang kecil," kata Andrew Mason, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.

Bank Dunia juga mengatakan, perlambatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan di Tiongkok, Eropa dan Amerika Serikat dapat semakin memperlemah permintaan ekspor di kawasan Asia Pasifik.

Baca Juga: World Economic Forum: Singapura ungguli AS sebagai ekonomi paling kompetitif

Berasarkan laporan yang sama, pertumbuhan China diproyeksikan melambat menjadi 6,1% tahun ini, turun dari 6,6% pada 2018.

Untuk jangka panjang, Bank Dunia mengatakan perselisihan perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung akan meningkatkan kebutuhan negara-negara di kawasan untuk mengeluarkan kebijakan fiskal atau moneter yang dapat membantu merangsang ekonomi mereka dan melakukan reformasi peraturan untuk meningkatkan perdagangan dan menarik investasi.

Bank Dunia meramal, pertumbuhan untuk Asia Timur dan Pasifik diperkirakan melambat menjadi 5,7% pada tahun 2020 dan 5,6% pada tahun 2021.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×