Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
SYDNEY. Bank sentral Australia atawa Reserve Bank of Australia (RBA) tengah memutar otak untuk menjalankan sejumlah strategi demi menggenjot pertumbuhan ekonomi Australia. Salah satu cara yang bakal ditempuh adalah menaikkan suku bunga acuan.
Gubernur RBA, Glenn Stevens mengatakan, sejumlah indikator menunjukkan ekonomi Australia masih lesu. Misalnya saja inflasi. Sepanjang kuartal II lalu, inflasi Australi berada di level 2,4%. Angka ini masih di bawah target RBA yang sebesar 3%. "Mengacu pada inflasi, masih ada ruang lebar bagi RBA untuk menurunkan suku bunga," ujar Stevens, mengutip Bloomberg (30/7).
Stevens menilai, penurunan suku bunga dapat menjadi alat untuk meningkatkan gairah ekonomi Negeri Kangguru. Dia bilang, Australia kini mulai memasuki fase ekonomi yang baru paska berakhirnya booming komoditas. Selama satu dekade terakhir, ekonomi Australia melesat karena tingginya permintaan batubara dari China. "Peralihan tren pasar dari aset berisiko tinggi menjadi pertimbangan RBA untuk melakukan pelonggaran ekonomi," imbuhnya.
Saat ini, sektor pertambangan menyumbang sekitar 8% dari total produk domesik bruto (PDB). Perlambatan ekonomi China mulai berimbas negatif pada ekonomi Australia. Di akhir Juni, tingkat pengangguran Australia menyentuh 5,7% atau tertinggi sejak 2009.
Kepastian tentang kebijakan suku bunga Australia bakal ditentukan pada pertemuan RBA di 8 Agustus mendatang.Saat ini suku bunga acuan Australia sebesar 2,75%. Ini adalah level terendah sepanjang masa. RBA memangkas suku bunga terakhir kali pada Mei lalu sebanyak 25 basis poin (bsp). “Pidato Stevens memberi sinyal kuat bahwa RBA akan menurunkan suku bunga pada Agustus," ujar Kepala Ekonom Deutsche Bank AG, Adam Boyton di Sydney.
Pasca pernyataan Stevens. Bursa forex sontak bergejolak. Pairing AUD/USD melemah seiring spekulasi trader terhadap kebijakan RBA. Sejak awal tahun, AUD/USD melemah sekitar 13%. "Pelemahan dollar Australia akan terus berlanjut seiring kebijakan suku bunga," tandas dia. Yield obligasi Australia juga menurun ke level 2,34% atau level terendah sejak awal tahun 2013.