kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bantah Tuduhan Rusia, Korsel Pastikan Tidak Mengirim Senjata Mematikan ke Ukraina


Jumat, 28 Oktober 2022 / 11:07 WIB
Bantah Tuduhan Rusia, Korsel Pastikan Tidak Mengirim Senjata Mematikan ke Ukraina
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, pada hari Jumat (28/10) menegaskan negaranya tidak mengirim senjata mematikan ke Ukraina seperti yang dituduhkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Putin pada hari Kamis (27/10) menuduh negara Barat telah memperburuk situasi perang di Ukraina lewat serangkaian provokasi, termasuk terus memasok Ukraina dengan senjata mematikan.

Sebagai bagian dari aliansi Barat, Korea Selatan memang telah terlibat dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Namun, tidak dengan senjata.

Baca Juga: Rusia Meningkatkan Produksi Semua Jenis Senjata, Mulai dari Tank hingga Drone

"Kami telah bersolidaritas dengan komunitas internasional untuk bantuan kemanusiaan yang damai ke Ukraina dan belum memberikan senjata mematikan apa pun," kata Yoon, seperti dikutip Reuters.

Sebelum ini Korea Selatan juga telah menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan bantuan senjata ke Ukraina dan berusaha menghindari permusuhan dengan Rusia dengan alasan apa pun.

"Kami berupaya untuk menjaga perdamaian dan hubungan baik dengan setiap negara di dunia, termasuk Rusia," lanjut Yoon.

Baca Juga: Xi Jinping: China dan AS Harus Menemukan Cara Agar Bisa Akur

Yoon juga memastikan bahwa hubungan baik akan tetap terjaga meskipun Rusia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Korea Utara.

Dalam pernyataannya hari Kamis, Putin melihat bahwa pada akhirnya negara-negara Barat, dan kekuatan besar lainnya, harus berbicara dengan Rusia demi masa depan dunia.

Bagi Putin, dunia saat ini sedang memasuki dekade paling penting sejak Perang Dunia Kedua.

"Kita ada di perbatasan sejarah: Di depan mungkin ada dekade yang paling berbahaya, tidak bisa diprediksi, dan pada saat yang sama ini juga masa paling penting sejak akhir Perang Dunia Kedua," kata Putin.




TERBARU

[X]
×