Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, saat ini diketahui berada di Moskow bersama keluarganya. Pemerintah Rusia memberi suaka kepada Assad atas dasar kemanusiaan.
"Presiden Suriah Assad beserta anggota keluarganya telah tiba di Moskow. Rusia telah memberikan mereka suaka atas dasar kemanusiaan," ungkap Kremlin, dikutip kantor berita Rusia Interfax.
Kremlin juga mengatakan bahwa Rusia mendukung solusi politik untuk krisis di Suriah. Rusia telah mendukung Assad selama perang saudara yang panjang Suriah.
Baca Juga: Trump Kirim Pesan ke Putin Saat Assad Kabur dari Damaskus, Ini Isinya
Pernyataan Kremlin yang keluar pada hari Minggu (8/12) itu juga merinci tentang adanya kesepakatan untuk memastikan keamanan pangkalan militer Rusia di Suriah.
"Para pemimpin oposisi Suriah telah sepakat untuk menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan lembaga diplomatik di Suriah," kata sumber dari Kremlin yang berbicara secara anonim.
Kepastian tentang keberadaan Assad juga disampaikan oleh Mikhail Ulyanov, duta besar Rusia untuk PBB, melalui saluran Telegram.
Ulyanov menulis, "Berita terbaru! Bashar al-Assad dan keluarganya di Moskow. Rusia tidak mengkhianati teman dalam situasi sulit."
Baca Juga: Di Mana Assad Kini Berada? Ini Negara yang Memberinya Suaka
Dukungan Setia Rusia untuk Assad
Rusia telah ada di samping Assad sejak 2015, ketika mereka melakukan serangan terbesarnya di Timur Tengah sejak runtuhnya Soviet.
Saat ini pengaruh geopolitiknya di kawasan tersebut terancam goyah, mengingat posisi dua pangkalan militer mereka yang penting secara strategis di Suriah dipertaruhkan.
Kesepakatan untuk mengamankan pangkalan udara Hmeimim Rusia di provinsi Latakia Suriah dan fasilitas angkatan lautnya di Tartous di pesisir tentu membuat Rusia sedikit lega.
Tartous merupakan satu-satunya pusat perbaikan dan pengisian ulang Rusia di Mediterania. Rusia juga menggunakan Suriah sebagai pos persinggahan untuk menerbangkan kontraktor militernya masuk dan keluar dari Afrika.
Kehilangan kendali atas Tartous secara praktis akan membuat Rusia kehilangan kemampuannya untuk memproyeksikan kekuatan di Timur Tengah, Mediterania, dan Afrika.
Pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa kedua fasilitas militer tersebut telah ditempatkan dalam keadaan siaga tinggi, tetapi mengecilkan risiko langsung apa pun.
Tonton: Rezim Anti Israel di Timur Tengah Hampir Punah, Bashar al-Assad di Suriah Digulingkan