kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Belanja Emas dan Barang Seni Bebas Pajak di Changi


Selasa, 18 Mei 2010 / 14:14 WIB
Belanja Emas dan Barang Seni Bebas Pajak di Changi


Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar

SINGAPURA. Anda gemar belanja emas dan barang seni? Kini bandara internasional di Singapura Changi telah membuka tempat khusus bagi pembelian maupun penyimpanan barang-barang berharga dan karya seni. Langkah Bandara Changi ini mengikuti Hong Kong dan Beijing.

Pengunjung yang berbelanja di tempat ini akan menikmati kebebasan membayar pajak dan pengisian formulir pabean. Selain itu juga tersedia tempat penyimpanan barang berharga dengan jaminan keamanan yang andal. Tempat penyimpanan ini terbuka bagi warga negara asing non penduduk.

Pasar yang memiliki luas sekitar 30.000 meter persegi ini di kelola oleh The Singapore Free Port Pte. Letaknya berada di areal Bandara Changi sehingga keamanannya pun mengikuti stadar kemanan bandara internasional.

"Inilah negara yang memberikan fasilitas bagi barang seni, " kata Francois Curiel, Presiden Cristie's Asia. Cristie's sendiri ikut menyewa tempat untuk membuka gerai di pasar ini. Pembukaan gerai Cristie's ini untuk memberikan fasilitas bagi klien mereka yang ada di kawasan Asia. "Singapura akan menjadi pusat seni yang penting," katanya.

Beberapa perusahaan ikut andil menjadi pemegang saham dalam proyek yang meniru pelabuhan bebas di Swiss. Singapura National Arts Council dan National Heritage Board turut serta dalam proyek ini sebagai peran pemerintah yang ingin mendorong pertumbuhan bisnis seni dan hiburan di negeri merlion.

Pemerintah Singapura telah menanamkan investasi mereka sekitar US$ 1 miliar dalam satu dekade terakhir. Dana itu digunakan untuk membangun fasilitas seni, seperti museum gedung konser maupun tempat pameran.

"Pasar seni di Asia berkembang cepat seiring pertumbuhan ekonomi di kawasan ini," kata Alain Vandenborre Presiden dan koordinator pendanaan proyek bersama dengan Yves Bouvier kepala bagian pengapalan barang seni Natural Le Coultre ang bebasis di Jenewa. "Singapura mungkin satu-satunya negara yang menawarkan tempat seperti Swiss, yaitu kondisi perekonomian stabil, netral dan aman," kata Bouvier.

Dalam areal "pasar seni" Freeport, akan digelar aneka barang seni rupa, perhiasan, jam tangan, berlian, logam mulia barang antik, mobil dengan seri khusus, anggur, cerutu, karpet dan dokumen rahasia. Pengelola mengklaim spase di lokasi ini sudah terjual hingga 98% kepada penyewa. Karenanya pengelola berencana untuk menambah hingga 25.000 meter persegi lagi. "Sebagian diantaranya sudah siap untuk di pesan," kata Vandenborre.

"Freport Singapura ini menjadi mata rantai emas dalam mempromosikan negeri ini sebagai pusat seni kebudayaan dan barang antik baik untuk penyimpanan, maupun penjualan bagi barang yang bernilai tinggi," kata Tomy Koh, Ketua National Heritage Board, yang mengoperasikan museum di Singapura.

Dalam website Freeport menyebutkan, kolektor yang bekerja di toko akan diperbolehkan untuk memamerkan produk mereka di museum kota, tanpa harus membayar pajak ataupun mengisi dokumen pabean.

Bangunan dan sistem kemanan dari bangunan Freeport di rancang oleh arsitek Swiss, Benedicte Montan dan Vamelo Stendardo, termasuk desain hemat energi untuk struktur isolasi thermal dan dinding yang tertutup secara vetasi untuk membantu agar suhu ruangan tidak terlalu lembab. Sedangkan desain lobi di dominasi oleh struktur kisi sehingga terkesan luas dan di hiasi oleh patung karya Ron Arad.

"Ini seperti Fort Knox," kata Lorenzo Rudolf, mantan direktur Art Basel yang juga menjadi penyelengara pergelaran seni internasional di Singapura Januari silam.

Balai lelang Cristie,s menyewa sekitar 40% tempat ini. Mereka menyewa tempat yang luas itu untuk memperluas bisnis mereka di kawasan Asia, khususnya klien individu. Presiden Cristie's Asia Francois Curiel bilang, The Singapore Freeport ini, akan menjadi suplemen bagi Cristie's Fine Art Storage Services yang ada di London dan satu tempat yang baru di buka di New York Maret yang lalu.

"Pemerintah Singapura sangat pintar, dan menyardari dengan perkembangan di China, mereka menjadikan Singapura sebagai hub seni bagi Asia dan Singapura yang mulai keluar, jadi mereka mengunci dunia dengan membuat model Jenewa Freeport, " kata Curiel. "Ini kesempatan bagi Singapura untuk kembali bersaing dengan Hong Kong dan Beijing sebagai pusat seni di Asia."

Cristie's dan Sotheby's

Balai lelang Cristie telah menghentikan lelang di Singapura sejak 2002. Mereka mengalihkan tempat ke Hong Kong untuk penjualan di Asia Tenggara. Langkah serupa diambil oleh balai lelang Sotheby's pada 2008.

"Dalam waktu dekat Singapura belum mampu bersaing dengan Hong Kong, sebagai pusat seni, karena butuh waktu untuk membangun ini," kata kolektor yang juga Chief Executive My Humble Art Space Michael Wang. "Tapi dengan memulai ini, Singapura belum terlambat," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×