Sumber: Harian KONTAN, 6 Oktober 2011 | Editor: Catur Ari
Walau hanya menjadi penerus usaha sang ayah, namun Benny Steinmetz berhasil mengembangkan Steinmentz Diamond Group menjadi penguasa bisnis berlian dunia. Usahanya berkembang pesat setelah berhasil menemukan berlian terbesar di masa itu: The Eternal Light. Dengan kekayaan sebesar US$ 6 miliar, Steinmetz menduduki orang terkaya kedua di Israel menurut versi Majalah Forbes 2011. Sedangkan di dunia, dia masuk menjadi orang super kaya nomor 162.
Benny Steinmetz lahir di Tel Aviv, Israel pada 55 tahun lalu. Berbeda dengan pengusaha Timur Tengah lain yang kaya dari bisnis minyak bumi, Steinmetz mendulang kekayaan besar dari bisnis jual beli berlian melalui perusahaannya, Steinmetz Diamond Group.
Bermula dari usaha berlian, Steinmetz kemudian mulai merambah bisnis keuangan dengan mendirikan Benny Steinmetz Group Investments (BSG). Kelompok usaha ini memiliki berbagai anak usaha seperti Five Mounts Properties, Scorpio Real Estate, Bateman BV juga Benny Steinmetz General Resources (BSGR). Selain menggarap bisnis pengolahan minyak bumi dan gas alam, anak usaha BSG juga bergerak bidang properti dan konstruksi.
Bisnis-bisnis inilah yang kemudian membawa Steinmetz menjadi orang kedua terkaya di Israel. Dia menimbun kekayaan hingga sebesar US$ 6 miliar menurut versi Majalah Forbes tahun 2011. Dengan nilai kekayaan sebesar itu, Forbes menempatkan Steinmetz ke dalam daftar orang terkaya di dunia di nomor urut 162.
Tak hanya menguasai bisnis berlian di Israel, Steinmetz Diamond Group juga telah merambah 30 negara dunia. Memiliki kantor utama di Jenewa, Swiss, perusahaan ini juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di Antwerpen, London, New York, Chicago, Tel Aviv, Mumbai, Hongkong dan Johannesburg. Sedangkan tambang dan pabrik pengolahan berlian berada di Kota Botswana, Namibia, dan New York.
Steinmetz terkenal memiliki produk berlian yang unik, berkilau, dan khusus untuk kalangan menengah atas. Salah satu berlian yang sangat terkenal adalah De Beers Millenium Star seberat 203,04 karat dan Stainmetz Pink berbobot 59,60 karat.
Berlian Steinmetz pernah mejeng di Smithsonian Institution, Washington, hingga Natural History Museum di London. Untuk meningkatkan pamor perusahaan, saban tahun Steinmetz juga menjadi sponsor tim F1 Vodafone McLaren Marcedes dan Grand Prix Monaco tiap tahunnya.
Kunci keberhasilan Steinmetz dalam berbisnis berlian tak lepas dari kemampuannya membaca selera pasar. Menurutnya, berlian merupakan barang mewah. Karena itu masyarakat maju di Eropa dan Amerika Serikat memburu berlian untuk meningkatkan gengsi. "Berlian menjadi lambang status bagi sebagian golongan masyarakat," ujarnya.
Sebenarnya Benny Steinmetz bukanlah perintis Steinmetz Diamond Group. Dia hanyalah pewaris usaha sang ayah, Stefan Stainmentz yang memulai usaha pada awal 1940 di Munchen, Jerman.
Perang dunia ke-II yang melanda Jerman memaksa Stefan Stainmentz yang memiliki darah Yahudi pindah ke wilayah Palestina sebelum negara Israel berdiri.
Steinmetz Diamond Group berkembang pesat setelah dipegang Benny Stainmentz sejak 1980. Pada 1986, kantor pusat perusahaan dipindahkan dari Israel ke Swiss. Tahun 1988 pamor perusahaan naik setelah menemukan berlian terbesar yang diberi nama The Eternal Light seberat 85,91 karat di Afrika Selatan.
Bisnis berlian Steinmetz terus meningkat ketika pada Juli 2006, ia membeli 37% saham Nikanor, perusahaan pemilik tambang tembaga dan kobalt asal Kongo. Dari akuisisi ini, Steinmetz mendapat keuntungan sekitar US$ 400 juta.
Dari dana inilah, kemudian dia mengembangkan usaha di bidang-bidang lain termasuk melakukan berbagai kegiatan sosial. Bersama sang istri, Agnes, dia mendirikan yayasan sosial Benny & Agnes Steinmetz Foundation yang memberikan bantuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan juga seni.
(Bersambung)