Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Setelah kemerdekaan Luhansk dan Donetsk diakui oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin (21/2), kini Rusia dipastikan bisa bergerak lebih bebas di sisi timur Ukraina, termasuk untuk membangun pangkalan militer.
Putin secara resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina tersebut sebagai negara merdeka. Keduanya diakui sebagai Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.
Dilansir dari Reuters, di bawah dua perjanjian persahabatan yang identik, Rusia memiliki hak untuk membangun pangkalan di wilayah separatis. Sebaliknya, Luhansk dan Donetsk pun bisa melakukan hal yang sama di wilayah Rusia.
Baca Juga: Vladimir Putin Deklarasikan Dua Bagian Ukraina Timur Bukan Lagi Ukraina
Mereka juga telah berkomitmen untuk saling membela dan menandatangani perjanjian terpisah tentang kerja sama militer dan pengakuan perbatasan masing-masing.
Perjanjian antara Rusia dengan Luhansk dan Donetsk berlaku selama 10 tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk periode lima tahun berikutnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan untuk menarik diri.
Dalam perjanjian yang berisi 31 poin utama, Rusia dan kedua negara bagian yang memisahkan diri juga akan bekerja untuk mengintegrasikan ekonomi mereka.
Baca Juga: Yakin Invasi ke Ukraina Segera Terjadi, Inggris Siapkan Sanksi untuk Rusia
Luhansk dan Donetsk merupakan bekas kawasan industri yang membutuhkan dukungan besar-besaran untuk dibangun kembali setelah delapan tahun berperang dengan pasukan pemerintah Ukraina.
Rusia kemungkinan besar akan langsung masuk ke sektor tersebut untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memberikan dukungan.
Masalah perbatasan juga akan menjadi fokus penting di masa awal ini karena masih ada beberapa titik wilayah yang berada di bawah kendali Ukraina. Pihak separatis Luhansk dan Donetsk kabarnya akan meminta bantuan Rusia untuk merebut kendali atas daerah-daerah ini.
Putin saat ini telah memerintahkan pengerahan pasukan ke dua wilayah tersebut. Reuters melaporkan sudah ada sekitar tujuh tank di dua wilayah Donetsk.