kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Berseteru dengan China, Duterte berjanji untuk melindungi wilayah maritim negaranya


Kamis, 25 Maret 2021 / 16:58 WIB
Berseteru dengan China, Duterte berjanji untuk melindungi wilayah maritim negaranya
ILUSTRASI. Presiden Rodrigo Duterte berbicara selama konferensi pers sebelum keberangkatannya ke Da Nang di Vietnam, untuk KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), di Bandara Internasional Ninoy Aquino di Manila, Filipina 8 November 2017. REUTERS/Dondi Tawatao


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Presiden Filipina Rodrigo Duterte berjanji untuk melindungi wilayah maritim negaranya, ketika kekhawatiran internasional tumbuh tentang kapal-kapal nelayan China yang berkumpul di Laut China Selatan.

Manila telah mengajukan protes diplomatik atas "kehadiran kerumunan dan mengancam" dari 200 kapal yang diyakini diawaki oleh milisi maritim, yang ditambatkan di Whitsun Reef dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.

“Presiden mengatakan, kami sangat prihatin. Setiap negara akan prihatin dengan jumlah kapal itu,” kata juru bicara Duterte, Harry Roque, ketika ditanya tentang pertemuan dengan Duta Besar China untuk Filipina, seperti dikutip Reuters.

Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada juga telah menyatakan kewaspadaannya terhadap kapal-kapal China tersebut.

Baca Juga: Filipina: Ratusan kapal nelayan China yang berlabuh merupakan tindakan provokatif

Roque mengatakan, Duterte menegaskan kembali kepada Duta Besar China Huang Xilian, bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase penting pada 2016, yang memperjelas hak kedaulatannya di tengah klaim yang bersaing oleh China.

Putusan itu juga membatalkan klaim garis putus-putus China atas 90% Laut China Selatan, jalur perairan strategis yang dilalui setidaknya perdagangan senilai US$ 3,4 triliun per tahun. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim.

Bantah ada milisi maritim

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dafri Reuters atas pertemuan tersebut.

Hanya, Kedutaan Besar China pada Rabu (24/3) menyatakan, kapal-kapal di Whitsun Reef adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari laut yang ganas.

 Baca Juga: AS tuduh China gunakan milisi maritim di Laut China Selatan untuk ancam negara lain

Seorang juru bicara militer Filipina mengatakan, Atase Pertahanan Kedutaan Besar China telah membantah ada milisi di atas kapal-kapal tersebut.

Ketegasan maritim China telah menempatkan Duterte di tempat yang canggung selama masa kepresidenannya, karena pujian dan pelukan kontroversialnya terhadap Beijing, yang dengannya Filipina memiliki sejarah ketidakpercayaan yang panjang.

Duterte telah dikritik tajam di dalam negeri karena keengganannya untuk berbicara menentang China dan sebaliknya menyalahkan sekutu dekat Amerika Serikat karena menciptakan konflik di Laut China Selatan.

Selanjutnya: Filipina protes, China bantah ratusan kapal nelayan berlabuh sebagai militerisasi


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×