kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Biden: Kami Tidak Mengirim Sistem Roket ke Ukraina yang Bisa Mencapai Rusia


Selasa, 31 Mei 2022 / 15:14 WIB
Biden: Kami Tidak Mengirim Sistem Roket ke Ukraina yang Bisa Mencapai Rusia
ILUSTRASI. Rudal anti-tank Javelin berada di atas panggung saat Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang mempersenjatai Ukraina setelah tur ke pabrik senjata Lockheed Martin di Troy, Alabama, AS, Selasa (3/5/2022). REUTERS/Jonathan Ernst.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat tidak akan mengirim sistem roket yang bisa mencapai Rusia ke Ukraina, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin (30/5).

Pernyataan Biden itu menyusul laporan yang menyebutkan AS sedang bersiap untuk mengirim sistem roket jarak jauh yang canggih ke Ukraina untuk melawan Rusia.

"Kami tidak akan mengirim sistem roket ke Ukraina yang bisa mencapai Rusia," tegas Biden, seperti dikutip Reuters.

Ukraina sedang mencari Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang dapat menembakkan rentetan roket dengan jangkauan ratusan kilometer. 

Baca Juga: Rusia: Pembebasan Wilayah Donetsk & Luhansk di Ukraina adalah Prioritas Tanpa Syarat

CNN dan The Washington Post melaporkan pada Jumat (27/5), Pemerintahan Biden condong ke pengiriman MLRS dan High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS), sebagai bagian dari paket bantuan militer yang lebih besar ke Ukraina.

Pemerintah Ukraina telah mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata jarak jauh untuk mengubah gelombang perang yang sekarang memasuki bulan keempat. 

Para pejabat AS mengatakan, sistem senjata semacam itu sedang mereka pertimbangkan secara aktif.

AS telah memasok ribuan rudal anti-pesawat portabel Stinger dan rudal anti-tank Javelin untuk pasukan Ukraina, serta drone canggih dan artileri lapangan.

Baca Juga: Pasukan Rusia Masuki Pinggiran Sievierodonetsk di Ukraina, Pertempuran Sengit Pecah

Tapi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pekan lalu memperingatkan kekuatan Barat agar tidak memasok Ukraina dengan senjata yang mampu menyerang wilayah Rusia

Sebab, upaya seperti itu akan menjadi "langkah serius menuju eskalasi yang tidak bisa diterima," tegas Lavrov, seperti dilansir Reuters.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, urgensi kebutuhan negaranya akan senjata yang lebih besar bisa diringkas dalam dua singkatan: MLRS dan ASAP atau sesegera mungkin.

Kuleba mengungkapkan pada 25 Mei lalu, situasi di wilayah Donbas "sangat buruk". Sistem roket bisa membantu pasukan Ukraina mencoba merebut kembali kota-kota seperti Kherson dari Rusia yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×