kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Biden siapkan belanja infrastruktur AS hingga US$ 2 triliun


Kamis, 01 April 2021 / 15:09 WIB
Biden siapkan belanja infrastruktur AS hingga US$ 2 triliun
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menyiapkan belanja infrastruktur hingga US$ 2 triliun untuk mendongkrak ekonomi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  PITTSBURGH. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjukkan komitmennya untuk melakukan pemulihan ekonomi dengan mengeluarkan proposal anggaran yang mencapai US$ 2 triliun untuk belanja infrastruktur tahun ini.

Seperti dilansir Reuters, rencana Biden tersebut akan menciptakan jutaan pekerjaan yang membangun infrastruktur, seperti jalan, menangani perubahan iklim, dan meningkatkan pelayanan manusia seperti merawat orang tua.

Biden mengatakan, dirinya tidak memiliki masalah meminta perusahaan untuk menanggung tagihan dan "akan mengakhiri" Amazon.com Inc dan perusahaan besar lainnya yang membayar sedikit atau tidak sama sekali dalam pajak federal.

“Ini adalah investasi sekali dalam satu generasi di Amerika. Tidak seperti apa pun yang telah kami lihat atau lakukan sejak kami membangun sistem jalan raya antar negara bagian dan perlombaan antariksa beberapa dekade lalu,” kata Biden seperti dikutip Reuters, Kamis (1/4).

Baca Juga: Joe Biden akan cegah China jadi negara terkuat di dunia

Ditambah dengan paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun yang juga baru diberlakukan, rencana pembangunan infrastruktur Biden dinilai akan memberi pemerintah federal peran yang lebih besar dalam ekonomi AS.

Hanya saja, rencana tersebut malah akan meningkatkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari yang sebelumnya 21% serta mengubah kode pajak untuk menutup celah yang memungkinkan perusahaan memindahkan keuntungan ke luar negeri.

“Kami sangat menentang kenaikan pajak umum yang diusulkan oleh pemerintah yang akan memperlambat pemulihan ekonomi dan membuat AS kurang kompetitif secara global," kata Kepala Kebijakan Kamar Dagang AS Neil Bradley.

Menanggapi rencana pembangunan infrastruktur AS tersebut, ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, ini akan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Menurutnya, dalam waktu jangka pendek rencana tersebut dapat meningkatkan produk-produk ekspor Indonesia.

“Harapannya ini berdampak pula terhadap produk-produk ekspor Indonesia yang bisa terjadi jika stimulus tersebut dapat terserap dengan baik dalam program Biden ini,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (1/4).

Selanjutnya: Joe Biden tidak berniat bertemu dengan Kim Jong Un



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×