kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.794   76,00   0,45%
  • IDX 6.283   314,76   5,27%
  • KOMPAS100 898   54,16   6,42%
  • LQ45 710   40,33   6,03%
  • ISSI 194   8,22   4,43%
  • IDX30 374   21,10   5,98%
  • IDXHIDIV20 452   20,50   4,75%
  • IDX80 102   6,13   6,40%
  • IDXV30 107   5,28   5,20%
  • IDXQ30 124   5,85   4,97%

Bikin gentar, bujet senjata nuklir AS naik menjadi hampir Rp 200 triliun


Rabu, 08 Juli 2020 / 19:04 WIB
Bikin gentar, bujet senjata nuklir AS naik menjadi hampir Rp 200 triliun
ILUSTRASI. Warga?berjalan di bawah bendera Amerika Serikat di Pantai Coney Island saat wabah virus corona (COVID-19), di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Minggu (19/4/2020). REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

Hanya, RUU itu melarang pendanaan untuk Dewan Senjata Nuklir (NWC) yang Pentagon pimpin, dan mencegah Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) di bawah Departemen Energi untuk membantu anggaran NWC.

Selain itu, RUU juga melarang rencana Pemerintahan Trump untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir. RUU itu melarang dana "untuk melakukan atau mempersiapkan diri guna melakukan, uji coba senjata nuklir".

"Secara kritis, RUU itu akan mencegah Pemerintahan Trump dari menggunakan dana apa pun untuk melaksanakan rencananya yang berbahaya dan dalam jangka pendek untuk melanjutkan pengujian nuklir," kata Ketua Komite Anggaran DPR Nita Lowey seperti dikutip Defence News.

Baca Juga: Kebakaran rusak fasilitas nuklir Iran, proses pengayaan uranium terganggu

Pemerintahan Trump sedang membahas, apakah akan melakukan uji coba nuklir AS untuk pertama kali sejak 1992, langkah yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang untuk hubungan dengan kekuatan nuklir lain.

Usulan uji coba nuklir itu muncul dalam pertemuan para pejabat senior yang mewakili badan-badan keamanan nasional AS pada 15 Mei lalu. Ini menyusul tuduhan dari pejabat negeri uak Sam bahwa Rusia dan China melakukan tes nuklir hasil rendah.

Hanya, tudingan tersebut belum didukung oleh bukti yang tersedia untuk umum, dan Rusia juga China telah membantah.



TERBARU

[X]
×