Sumber: Bloomberg | Editor: Syamsul Azhar
SINGAPURA. Bank for International Settlements (BIS) menilai permodalan perbankan sat ini tidak cukup kuat untuk menjamin stabilitas keuangan. Pemilik bank harus memegang aset likuidi yang cukup untuk bertahan hidup, sehingga mereka akan kehilangan akses untuk menyalurkan kredit.
Demikian pernyataan tertulis General Manajer BIS Jaime Caruana dalam pertemuan pimpinan bank sentral di Sydney Australia hari ini. Dia menilai, kapasitas dan insentif kepada bank untuk menghadapi risiko saat ini belum cukup dan masih kewalahan.
Karena itu Jaime Caruana menyarankan perbankan terus meningkatkan kualitas manajemen risiko mereka. Tapi untuk melakukan itu, perusahaan keuangan tidak bisa jalan sendiri untuk melakukan pengecekan underlying risiko asetnya. Mereka harus mendapatkan bantuan dari regulator untuk mencegah agar tidak menimbulkan dampak sistemik ke industri keuangan.
Saat ini regulator perbankan dan keuangan seluruh dunia tengah bergulat untuk membuat aturan guna meningkatkan supervisi terhadap bank setelah terjadi krisis keuangan global. Maklum, krisis telah menyebabkan tertutupnya pasar kredit, dan pengambil kebijakan terpaksa menyelamatkan industri dengan cara memberikan duit talangan atawa bailout.
Komite Basel untuk Supervisi Perbankan pada Desember lalu telah mengusulkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas permodalan perbankan, serta meningkatkan aset yang mudah dicairkan dalam jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
"Cadangan modal dan likuiditas perlu dibangun, sehingga dapat ditarik jika kondisi keuangan memburuk," kata Caruana.
Tapi, Andrew Crocket, presiden direktur JP Morgan Chase International dalam pertemuan itu menyatakan reformasi aturan keuangan global tidak akan mampu menekan kekuatan pasar global.