Sumber: businessinsider.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Boeing, perusahaan raksasa dalam industri penerbangan, kembali menghadapi tantangan signifikan dalam pengembangan pesawat terbarunya, Boeing 777X.
Pesawat widebody yang telah lama dinanti ini mengalami penundaan lebih lanjut setelah Boeing menemukan masalah pada komponen kunci yang menghubungkan mesin dengan badan pesawat.
Temuan ini menjadi tantangan tambahan bagi perusahaan yang telah menghadapi berbagai hambatan dalam beberapa tahun terakhir.
Masalah pada Struktur Kunci: Pengaruh pada Pengujian Penerbangan
Pada saat pemeliharaan rutin, tim teknis Boeing mengidentifikasi bahwa salah satu komponen yang berfungsi sebagai penghubung mesin dengan badan pesawat tidak berfungsi sesuai dengan desain.
Komponen ini, yang memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas dan keamanan pesawat, ditemukan bermasalah pada tiga pesawat uji 777X. Temuan ini memaksa Boeing untuk menghentikan sementara uji penerbangan guna mengganti komponen tersebut dan mengevaluasi kembali desain serta kinerja komponen terkait.
Baca Juga: Boeing Mulai Melakukan Uji Terbang Pesawat 777-9 Dengan FAA AS
Penundaan ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh Boeing dalam upayanya untuk merilis 777X ke pasar. Pesawat ini, yang merupakan versi modern dari pesawat widebody terlaris Boeing, awalnya dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2020.
Namun, berbagai masalah teknis dan operasional telah memaksa Boeing untuk beberapa kali menunda target peluncurannya, dengan jadwal terbaru yang diperkirakan pada tahun 2025 atau bahkan 2026.
Reaksi dan Tindakan Boeing
Dalam pernyataan resminya, Boeing menyatakan bahwa tim mereka saat ini tengah mengganti komponen yang bermasalah dan menyerap semua pelajaran dari temuan ini untuk memastikan tidak ada masalah serupa di masa depan.
Boeing juga menekankan bahwa setiap mesin dilengkapi dengan dua komponen khusus ini, sehingga ada redundansi yang dapat mencegah kegagalan total dalam operasional pesawat.
Meskipun demikian, penundaan ini tetap menimbulkan kekhawatiran, baik bagi regulator maupun pelanggan Boeing. Perusahaan telah secara aktif memberikan informasi kepada Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) dan pelanggan terkait masalah ini, untuk memastikan transparansi dan menjaga kepercayaan yang mulai pulih setelah insiden sebelumnya dengan 737 Max.
Baca Juga: Korean Air Pesan 20 Unit Pesawat Airbus A350
Tantangan Bagi CEO Baru Boeing
Kelly Ortberg, CEO baru Boeing, kini dihadapkan dengan tantangan tambahan untuk memastikan sertifikasi 777X tidak lagi tertunda. Sejak mengambil alih posisi ini pada bulan Januari, Ortberg telah mendapatkan pujian dari sejumlah eksekutif maskapai penerbangan atas komitmennya dalam meningkatkan kontrol kualitas di pabrik-pabrik produksi.
Namun, masalah terbaru ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus diselesaikan sebelum 777X dapat memasuki pasar.
Meskipun masalah ini menimbulkan kekhawatiran, 777X tetap menjadi harapan besar bagi Boeing untuk mengukuhkan kembali posisinya di pasar pesawat widebody.
Pesawat ini dirancang untuk lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar dan memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang, dengan Boeing telah menerima 481 pesanan dari lebih dari selusin maskapai, termasuk British Airways, Emirates, dan Qatar Airways.
Namun, dengan setiap penundaan, muncul risiko bahwa pelanggan akan kehilangan kepercayaan dan beralih ke pesaing seperti Airbus A350. Sementara Boeing berharap untuk memulai operasional 777X pada tahun 2025, beberapa eksekutif maskapai, seperti Tim Clark dari Emirates, bahkan menyebutkan tahun 2026 sebagai waktu yang lebih realistis.