kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bom mesjid di Mesir, korban tewas tembus 235 orang


Sabtu, 25 November 2017 / 10:07 WIB
Bom mesjid di Mesir, korban tewas tembus 235 orang


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - CAIRO. Kelompok militan menewaskan lebih dari 230 orang dalam aksi pengeboman sebuah mesjid di Sinai Utara pada Jumat (24/11). Menurut laporan media setempat, ini merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah modern Mesir.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab. Namun, sejak 2013, pasukan keamanan Mesir sudah memerangi kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State (ISIS) yang tersebar di sejumlah wilayah. Kelompok militan dilaporkan sudah membunuh ratusan polisi dan tentara Mesir.

Sementara itu, televisi Mesir menampilkan imej korban yang ditutupi selimut di dalam mesjid Al Rawdah di Bir al-Abed, bagian barat El Arish, kota utama di Sinai Utara.

Saksi mata menceritakan, pada saat kejadian, para korban tengah menjalankan ibadah shalat Jumat di dalam mesjid saat sebuah bom meledak. Selain itu, sekitar 40 orang bersenjata langsung mengambil posisi di luar mesjid dengan menggunakan jeep dan langsung melepaskan tembakan ke dalam mesjid saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.

"Empat kelompok pria bersenjata menyerang warga yang tengah shalat di dalam mesjid setelah shalat Jumat. Dua kelompok menembaki ambulan untuk menghalau mereka," jelas Mohamed, seorang saksi mata.

Kantor kejaksaan mengatakan 235 orang telah terbunuh dan 109 lainnya terluka.

Menurut seorang sumber keamanan Reuters dan saksi mata, beberapa jam setelah serangan tersebut, militer Mesir melancarkan serangan udara terhadap sasaran di daerah pegunungan di sekitar Bir al-Abed.

"Angkatan bersenjata dan polisi akan membalas dendam dan mengembalikan keamanan dan stabilitas dengan kekuatan maksimal," kata Sisi dalam pidato di televisi.

"Apa yang terjadi adalah usaha untuk menghentikan usaha kita dalam memerangi terorisme, untuk menghancurkan usaha kita untuk menghentikan rencana kriminal yang mengerikan yang bertujuan menghancurkan apa yang tersisa dari wilayah kita," jelasnya berapi-api.

Mesir kemudian mengatakan akan menunda pembukaan perbatasan Rafah ke Gaza setelah serangan tersebut karena masalah keamanan. Penyeberangan tersebut dijadwalkan dibuka untuk tiga hari mulai hari Sabtu.

Menyerang masjid akan menjadi perubahan taktik bagi militan Sinai, yang biasanya menyerang tentara dan polisi dan gereja-gereja Kristen.

Muslim sufi

Saluran berita Arabiya dan beberapa sumber lokal mengatakan korban yang tewas adalah Muslim Sufi, yang dijadikan target oleh ISIS karena mereka menghormati tokoh dan tempat-tempat suci, yang bagi umat Islam sama saja dengan penyembahan berhala.

Para jihadis juga menyerang suku-suku setempat dan milisi mereka karena bekerja dengan tentara dan polisi, dengan mengatakan bahwa mereka adalah pengkhianat.

Cabang di Sinai adalah salah satu cabang ISIS yang masih ada setelah runtuhnya ISIS yang diumumkan sendiri di Suriah dan Irak setelah kekalahan militer oleh pasukan yang didukung AS.

Sisi, mantan komandan angkatan bersenjata yang menampilkan dirinya sebagai benteng pertahanan terhadap militansi Islam, mengadakan pertemuan darurat dengan menteri pertahanan dan menteri dalam negeri dan kepala intelijen segera setelah serangan tersebut terjadi.

Keamanan telah lama menjadi salah satu sumber utama dukungan publik untuk mantan jenderal tersebut, yang diperkirakan akan mencalonkan kembali pemilihan awal tahun depan untuk masa jabatan empat tahun berikutnya.

Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah postingan di Twitter pada hari Jumat, menyebut serangan tersebut sebagai "serangan teroris yang mengerikan dan pengecut".

"Dunia tidak dapat mentolerir terorisme, kita harus mengalahkan mereka secara militer dan mendiskreditkan ideologi ekstremis yang menjadi dasar keberadaan mereka," kata Trump.

Trump kemudian mengatakan bahwa dia akan memanggil Sisi untuk membahas serangan tersebut. Sebuah pernyataan Gedung Putih meminta masyarakat internasional untuk memperkuat upayanya untuk mengalahkan kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drain juga mengecam serangan tersebut dan mengatakan bahwa Paris akan berdiri melawan teroris dengan para sekutunya.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×