Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Upaya mendorong kelahiran di Korea Selatan mendapat dorongan tak biasa dari sektor swasta.
Booyoung Group, perusahaan konstruksi besar asal Seoul, menawarkan insentif fantastis senilai 100 juta won atau sekitar US$ 75.000 sekitar Rp 1,2 miliar bagi setiap karyawan yang memiliki anak.
Kebijakan ini digagas langsung pendiri sekaligus Ketua Booyoung Group, Lee Joong-keun, untuk membantu menekan laju penurunan angka kelahiran di Korea Selatan.
“Jika tingkat kelahiran rendah terus berlanjut, kita akan menghadapi krisis eksistensial seperti berkurangnya tenaga kerja dan ancaman bagi keamanan nasional,” ujar Lee dalam pertemuan internal perusahaan.
Booyoung Group bahkan menerapkan kebijakan itu secara retroaktif bagi karyawan yang telah memiliki anak sebelum program diluncurkan. Hingga kini, perusahaan telah menggelontorkan sekitar 7 miliar won atau sekitar US$ 5,25 juta untuk 70 bayi yang lahir sejak 2021.
Baca Juga: BKKBN Sebut Faktor Ekonomi Hambat Masyarakat Kota Berkeinginan Punya Anak Banyak
Selain bonus tunai, perusahaan berencana menanggung biaya sewa rumah bagi keluarga dengan tiga anak atau lebih, selama pemerintah menyediakan lahan.
Booyoung juga menanggung biaya kuliah anak karyawan, biaya medis anggota keluarga, serta tunjangan anak. Insentif ini berlaku untuk seluruh karyawan, baik pria maupun wanita, yang berjumlah sekitar 2.500 orang.
Lee juga mengusulkan agar pemerintah menerapkan sistem pengurangan pajak baru, sehingga karyawan dapat menerima insentif secara utuh dan mendorong lebih banyak perusahaan meniru langkah serupa.
Korea Selatan saat ini menghadapi tingkat kelahiran terendah di dunia, yakni hanya 0,78 anak per perempuan pada 2022, dan diprediksi turun menjadi 0,65 pada 2025. Padahal, angka ideal untuk menjaga stabilitas populasi adalah 2,1.
Baca Juga: BGN Beri Insentif Rp 100.000 Per Hari untuk Guru Penanggung Jawab Program MBG
Meski pemerintah telah memberi berbagai insentif, seperti subsidi perumahan bagi pengantin baru dan tunjangan kelahiran senilai US$ 2.250, angka kelahiran tetap menurun.
Sejumlah konglomerat seperti Samsung, LG, dan Hyundai juga menawarkan fasilitas ramah keluarga, namun Booyoung menjadi perusahaan pertama yang memberi dukungan tunai besar bagi setiap kelahiran.
Lee Joong-keun dikenal sebagai sosok dermawan sekaligus kontroversial. Pendiri Booyoung Group itu pernah mendekam di penjara karena kasus penggelapan dan penghindaran pajak pada 2004 dan 2018.
Meski demikian, ia tetap aktif menyalurkan bantuan, termasuk memberikan lebih dari US$ 100 juta tunai kepada warga kampung halamannya tahun lalu.
Baca Juga: Guru Jadi Penanggungjawab Distribusi MBG di Sekolah, Akan Dapat Insentif Rp 100.000
Akibat vonis hukum, Lee dilarang memimpin perusahaan hingga 2027. Namun, kebijakannya kali ini menunjukkan tekadnya untuk mengatasi krisis demografi Korea Selatan lewat jalur korporasi.