kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.089   173,32   2,19%
  • KOMPAS100 1.119   28,59   2,62%
  • LQ45 796   23,97   3,10%
  • ISSI 285   3,86   1,37%
  • IDX30 415   14,34   3,58%
  • IDXHIDIV20 470   17,22   3,80%
  • IDX80 124   2,97   2,46%
  • IDXV30 133   4,48   3,48%
  • IDXQ30 131   4,31   3,39%

Bos Golub Capital Tepis Isu Terjadi Gelembung di Bisnis Pinjaman Langsung


Senin, 20 Oktober 2025 / 15:47 WIB
Bos Golub Capital Tepis Isu Terjadi Gelembung di Bisnis Pinjaman Langsung
Lawrence Golub (kiri) berbicara di atas panggung pada acara Forbes/Shook Top Advisor Summit di Las Vegas.Fotografi Santa Barbara


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Pendiri sekaligus CEO Golub Capital, Lawrence Golub, menepis anggapan bahwa pertumbuhan pesat industri private credit khususnya pinjaman langsung (direct lending) tengah menciptakan gelembung. 

Dalam ajang Forbes/SHOOK Top Advisor Summit di Las Vegas, Kamis (17/10/2025), miliarder tersebut menegaskan bahwa direct lending masih menawarkan imbal hasil menarik dengan risiko terukur, sekaligus menjadi alat lindung nilai yang efektif bagi portofolio investasi tradisional berbasis saham dan obligasi.

“Ini jelas bukan gelembung,” kata Golub di hadapan ratusan penasihat keuangan.

Baca Juga: Bisnis Emas dan Haji Bakal jadi Fokus Bisnis BSI Tahun 2025

Ia menambahkan, alokasi dana ke private credit dapat meningkatkan imbal hasil portofolio 60/40 karena kinerja jangka panjang direct lending kerap melampaui separuh dana private equity.

Pernyataan Golub muncul di tengah sorotan terhadap industri private credit usai kebangkrutan konglomerasi suku cadang mobil First Brands di Ohio yang terlilit utang sekitar US$10 miliar dari pinjaman langsung di luar neraca.

Golub, yang memiliki kekayaan sekitar US$3,3 miliar versi Forbes, mendirikan Golub Capital di New York pada 1994. 

Awalnya perusahaan itu bergerak di bisnis buyout, namun pascakrisis dotcom tahun 2000 beralih ke bisnis pembiayaan. Kini, aset kelolaannya mencapai sekitar US$80 miliar.

Meski mengakui bahwa pengembalian dana dari private equity lebih lambat dari ekspektasi investor, Golub menilai reputasi buruk terhadap sektor ini terlalu dilebih-lebihkan. 

Baca Juga: Tepis Isu Resuffle, Istana: Presiden Sebut Kabinet Solid

Menurutnya, perusahaan yang memiliki keahlian operasional dan pemahaman mendalam atas pasar masih mampu menghasilkan imbal hasil premium. 

“Tidak seperti pasar publik, kinerja manajer di pasar privat cenderung konsisten dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Ia menjelaskan, meski dana besar terus mengalir ke private credit sekitar US$ 3 triliun di awal 2025 menurut Morgan Stanley, persaingan lebih banyak terjadi di segmen pinjaman besar yang disindikasi luas. 

Sementara itu, pasar menengah, yang menjadi fokus Golub Capital, masih relatif longgar dan menawarkan peluang bagi pemberi pinjaman berkualitas.

Baca Juga: UBS Gold Tepis Isu Emas Palsu, Jamin Produk Asli Bersertifikat

Golub juga menekankan pentingnya menilai hasil bersih setelah kerugian kredit dalam satu siklus penuh, bukan sekadar melihat selisih bunga pinjaman. Kinerja terbaik, kata dia, datang dari kemampuan menghindari kerugian melalui seleksi manajer yang ketat. 

“Pemilihan manajer sangat krusial di pasar privat, terutama di private credit dan direct lending,” ujarnya.

Menurut Golub, perusahaan yang berperan sebagai penyedia solusi keuangan akan lebih unggul. Ia mencontohkan, sekitar 90% bisnis Golub Capital berasal dari kerja sama berulang dengan sponsor private equity

Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa meski ada perlambatan distribusi hasil investasi, private equity tetap menjadi aset yang penting bagi perekonomian AS.

Private equity telah menjadi kekuatan besar bagi ekonomi Amerika, dan akan terus demikian,” tegas Golub.

Selanjutnya: Inggris Luncurkan Sterling 20, Dorong Investasi Infrastruktur Senilai £2,6 Miliar

Menarik Dibaca: Saham-saham Bank Melejit Menopang IHSG, Ada Apa?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×