kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

BRICS Cari Alternatif Sistem Pembayaran Antar Anggota di Tengah Ancaman Tarif AS


Jumat, 28 Februari 2025 / 09:05 WIB
BRICS Cari Alternatif Sistem Pembayaran Antar Anggota di Tengah Ancaman Tarif AS
ILUSTRASI. BRICS Cari Alternatif Platform Pembayaran Antar Anggota di Tengah Ancaman Tarif AS. REUTERS/Siphiwe Sibeko


Sumber: Bernama | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, mengungkapkan bahwa BRICS, yang tahun ini dipimpin oleh Brasil, tengah mencari alternatif platform pembayaran antaranggota.

Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya proteksionisme dalam perdagangan global, sebagaimana dilaporkan oleh Sputnik/RIA Novosti.

BRICS Dorong Integrasi Ekonomi

Lula menekankan pentingnya memperluas opsi pembayaran untuk mengurangi kerentanan ekonomi dan biaya transaksi. Hal ini disampaikan dalam pertemuan Sherpa BRICS yang diadakan pada Rabu (26/2).

Baca Juga: Tolak Gabung BRICS, Arab Saudi Justru Gelontorkan Investasi Rp9.800 Triliun ke AS

"Peningkatan proteksionisme dalam perdagangan dan investasi menegaskan pentingnya langkah-langkah untuk mengatasi hambatan dalam integrasi ekonomi kita. Memperluas opsi pembayaran berarti mengurangi kerentanan dan biaya. Kepresidenan Brasil dalam BRICS berkomitmen untuk mengembangkan platform pembayaran yang lebih banyak, dapat diakses, transparan, dan aman," ujar Lula, dikutip dari portal berita UOL.

Respon terhadap Ancaman Tarif AS

Sementara itu, mantan Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengklaim bahwa negara-negara BRICS telah meninggalkan rencana untuk menciptakan alternatif dolar dalam transaksi internasional.

Trump menyatakan bahwa ancaman Washington untuk memberlakukan tarif sebesar 150% dan menghentikan perdagangan dengan negara-negara BRICS telah menyebabkan perubahan sikap dalam blok tersebut.

Namun, hingga saat ini, BRICS masih terus membahas kemungkinan ekspansi penggunaan mata uang nasional dalam transaksi antarnegara serta potensi pembentukan mata uang bersama. Meskipun belum ada keputusan final, inisiatif ini menunjukkan upaya negara-negara BRICS dalam mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Baca Juga: The Fed Dukung Adopsi Stablecoin untuk Perkuat Dominasi Dolar AS

BRICS dan Perluasan Keanggotaan

BRICS awalnya dibentuk pada tahun 2006 oleh Rusia, China, India, dan Brasil, dengan Afrika Selatan bergabung pada 2011. Sejak awal 2024, sejumlah negara lain juga telah bergabung dengan aliansi ini, memperkuat posisi BRICS sebagai kekuatan ekonomi global.

Dengan rencana pertemuan puncak BRICS yang dijadwalkan berlangsung di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli 2025, diharapkan akan ada perkembangan lebih lanjut mengenai alternatif sistem pembayaran ini.

Langkah ini dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi dominasi dolar dalam perdagangan internasional serta meningkatkan kedaulatan ekonomi negara-negara anggota.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×