Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arab Saudi diundang untuk bergabung dengan BRICS pada 2023, tetapi hingga kini kerajaan tersebut belum mengambil keputusan terkait keanggotaan. Keputusan ini ditangguhkan karena Arab Saudi sedang melakukan kesepakatan bisnis dengan Amerika Serikat.
Kerajaan tampaknya enggan untuk bergabung dengan BRICS karena masih membutuhkan dukungan dari AS dan negara-negara Barat lainnya guna mewujudkan visi ekonomi Vision 2030.
Ketergantungan pada AS dalam aspek ekonomi dan politik membuat Arab Saudi berhati-hati dalam mengambil keputusan. Jika memutuskan hubungan dengan AS, negara ini berpotensi menghadapi stagnasi ekonomi yang merugikan.
Baca Juga: Trump Kembali Ancam Tarif 100% untuk Mencegah BRICS Gantikan Dolar AS
Investasi US$600 Miliar ke AS sebagai Langkah Strategis
Sebagai gantinya, setelah menunda keanggotaan BRICS, Arab Saudi berencana menginvestasikan US$600 miliar (sekitar Rp 9.775 triliun) di AS dalam empat tahun ke depan. Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyampaikan kepada mantan Presiden AS Donald Trump bahwa kerajaan ingin memperluas perdagangan dengan investasi tersebut.
Menurut MBS, investasi ini akan menciptakan "kemakmuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya" bagi Arab Saudi dan AS. Namun, belum ada kejelasan mengenai sektor mana yang akan menerima investasi ini, apakah sektor publik atau swasta, serta bagaimana dana tersebut akan dialokasikan.
BRICS terus memantau langkah investasi Arab Saudi, mengingat aliansi tersebut berharap negara ini bergabung dalam kelompok ekonomi mereka.
Potensi Peningkatan Investasi dan Posisi Arab Saudi
Mengutip Watcher Guru, Putra Mahkota Arab Saudi mengisyaratkan bahwa nilai investasi bisa meningkat jika ada lebih banyak peluang yang muncul. Ini menunjukkan bahwa kerajaan masih terbuka untuk berbagai peluang investasi dan mendiversifikasi aliran dana ke berbagai sektor ekonomi.
Baca Juga: Dukung Indonesia Gabung BRICS, Prabowo Sampaikan Terima Kasih ke India
Lebih dari sekadar mempererat hubungan dengan BRICS, Arab Saudi justru semakin memperkuat hubungannya dengan AS. Trump menyambut baik kesepakatan ini dan menganggapnya sebagai kemenangan perdagangan bagi AS.
“Saya melakukannya dengan Arab Saudi terakhir kali karena mereka sepakat membeli produk kami senilai US$450 miliar. Saya berkata, saya akan melakukannya tetapi Anda harus membeli produk Amerika, dan mereka setuju untuk melakukannya,” ujar Trump, merujuk pada kunjungannya ke Arab Saudi pada 2017.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tampaknya Arab Saudi masih ragu-ragu untuk menerima undangan BRICS karena tengah membangun hubungan ekonomi yang lebih erat dengan AS.