Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas menguat untuk sesi ketiga berturut-turut pada Kamis, terdorong meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada September menyusul rilis data inflasi AS yang lemah.
Pelemahan dolar turut memperkuat sentimen pasar terhadap logam mulia ini.
Emas spot naik 0,4% menjadi US$3.367,53 per ons pada pukul 01.56 GMT, sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,3% menjadi US$3.416,70 per ons.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik ke US$ 3.380,61 Selasa (5/8) Pagi, Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Analis pasar keuangan Capital.com, Kyle Rodda, mengatakan pasar memperkirakan kemungkinan besar The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan.
“Dengan dolar yang melemah, harga emas terdorong naik, dan imbal hasil juga menurun. Secara teknis, tren emas masih positif, dan pasar hanya perlu menembus level US$ 3.400 secara konsisten,” ujarnya.
Dolar AS melemah mendekati posisi terendah multi-minggu terhadap sejumlah mata uang utama, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di dekat level terendah satu minggu.
Data terbaru menunjukkan harga konsumen AS hanya naik tipis pada Juli, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada 17 September.
Data LSEG mencatat pelaku pasar menilai peluang pemangkasan suku bunga bulan depan hampir pasti, dengan sekitar 6% kemungkinan penurunan sebesar 50 basis poin.
Baca Juga: Harga Emas Melemah Seiring Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed yang Terbatas
Emas yang tidak memberikan imbal hasil umumnya diuntungkan oleh kebijakan suku bunga rendah.
Saat ini investor menanti rilis data ekonomi AS akhir pekan ini, termasuk Indeks Harga Produsen, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel, untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan moneter The Fed.
Dari pasar logam lainnya, perak spot naik 0,3% menjadi US$ 38,59 per ons, platinum naik 0,1% menjadi US$ 1.340,55 per ons, dan paladium melonjak 1,5% menjadi US$ 1.139,52 per ons.