Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan peringatan terhadap negara-negara anggota BRICS.
Ia menegaskan bahwa mereka akan menghadapi tarif 100% jika mencoba menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan global.
"Kami akan meminta komitmen dari negara-negara yang tampaknya bermusuhan ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS. Jika mereka mencoba, mereka akan menghadapi tarif 100%," ujar Trump melalui Truth Social pada Kamis (30/1).
Baca Juga: Harga Emas Spot Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Tarif Trump
Pernyataan ini hampir sama dengan yang ia buat pada 30 November 2024, hanya beberapa minggu setelah memenangkan pemilu presiden.
BRICS Kian Gencar Bahas Mata Uang Alternatif
Kelompok BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan serta beberapa negara lain yang bergabung dalam beberapa tahun terakhir belakangan semakin aktif membahas kemungkinan penggunaan mata uang alternatif dalam perdagangan internasional.
Diskusi ini semakin menguat setelah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia akibat perang di Ukraina.
Namun, Trump menegaskan bahwa dominasi dolar AS tetap tak tergoyahkan.
Baca Juga: Trump Pilih Guantanamo Bay untuk Buang Imigran Gelap, Intip Kontroversinya
"Tidak ada peluang BRICS akan menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional atau di mana pun. Negara yang mencoba melakukannya harus bersiap menghadapi tarif dan kehilangan akses ke Amerika!" lanjutnya.
Selain ancaman terhadap BRICS, Trump juga menyoroti Meksiko dan Kanada.
Ia mempertimbangkan untuk menerapkan tarif 25% terhadap impor dari kedua negara mulai 1 Februari 2025.
Langkah ini dimaksudkan untuk menekan mereka agar lebih aktif membantu menghentikan perdagangan ilegal narkotika – khususnya opioid fentanyl – dan mengurangi imigrasi ilegal ke AS.
Meskipun ada dorongan dari BRICS untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar, data terbaru menunjukkan bahwa posisi dolar tetap kuat.
Sebuah studi dari Atlantic Council's GeoEconomics Center tahun lalu menyimpulkan bahwa tidak ada mata uang lain, termasuk euro atau mata uang BRICS, yang mampu menggeser dominasi dolar AS dalam ekonomi global.
Baca Juga: Panama Tegaskan Tak Akan Ada Negosiasi dengan AS Soal Terusan Panama
Sejarah BRICS
Awalnya dikenal sebagai BRIC, kelompok ini diperkenalkan oleh ekonom Goldman Sachs Jim O’Neill pada 2001 sebagai potensi kekuatan ekonomi masa depan.
Afrika Selatan bergabung pada 2010, mengubah nama menjadi BRICS. Pada 2023, kelompok ini menambahkan Mesir, Ethiopia, Iran, dan UEA. Indonesia menjadi anggota terbaru pada Januari 2025.
BRICS didirikan sebagai wadah bagi negara-negara berkembang untuk menantang dominasi Amerika Serikat dan sekutunya dalam ekonomi global.
Namun, hingga kini, mereka masih menghadapi tantangan besar dalam menciptakan sistem keuangan yang benar-benar mandiri dari dolar AS.