kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bukan Kembang Api, NASA Mengungkapkan Ada Ledakan Meteor di Atmosfer Saat Tahun Baru


Rabu, 05 Januari 2022 / 13:05 WIB
Bukan Kembang Api, NASA Mengungkapkan Ada Ledakan Meteor di Atmosfer Saat Tahun Baru
ILUSTRASI. Bukan Kembang Api, NASA Mengungkapkan Ada Ledakan Meteor di Atmosfer Saat Tahun Baru


Sumber: CNET | Editor: Arif Budianto

KONTAN.CO.ID -Jakarta. Bukan kembang api, NASA mengungkapkan ada ledakan meteor di atmosfer Bumi. Momentumnya bersamaan dengan perayaan Tahun Baru 2022 yang identik dengan kembang api, suara keras ledakang tersebut menggetarkan Pittsburg, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Perayaan Tahun Baru identik dengan kembang api yang menghiasi langit. Sayangnya, tidak semua suara keras di Tahun Baru 2022 ini bersal dari kembang api.

Seperti yang terjadi di pinggiran kota Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat baru-bari ini. Suara keras tersebut menggetarkan dan mengguncang rumah di daerah itu.

Mengutip dari CNET, NASA telah mengkonfirmasi bahwa ledakan misterius itu bukanlah pesta pora atau kembang api yang terlambat, tetapi ledakan yang pecah di atmosfer atas.

Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Quadrantids Terjadi Hari Ini, Simak 6 Fakta Menarik Berikut Ini

ILUSTRASI: Meteor

"Jika tidak berawan, bola api akan mudah terlihat di langit siang hari", tulis NASA lewat laman resmi NASA Meteor Watch di Facebook pada tanggal 3 Januari 2022.

"Perkiraan menunjukkan sekitar 100 kali kecerahan bulan purnama", Tambahnya.

Baca Juga: Deretan Fenomena Astronomis Sepanjang Tahun 2022, Diawali dengan Hujan Meteor

Ledakan itu membingungkan banyak orang di wilayah Pittsburgh, karena tidak ada catatan aktivitas seismik, guntur, atau kilat pada saat yang sama. Kendati demikian, satelit cuaca GOES-16 NASA menemukan "tanda meteor yang kuat" yang kemudian diverifikasi.

NASA mengatakan bahwaw sensor di tanah menangkap gelombang ledakan dari meteor yang pecah saat melintasi atmosfer Bumi. Meteor tersebut menghadapi panas dan gesekan ekstrem di sepanjang perjalanannya menuju atmosfer Bumi.

Diperikarakan batu ruang angkasa tersebut memiliki diameter sekitar 3 kaki (satu meter), dengan berat setengah ton. Fenomena ledakan meteor ini diperikrakan melepaskan energi yang setara dengan 30 ton TNT.

Beruntungnya, ledakan meteor ini kemungkinan kerusakan yang berarti. Karena ukuran meteor yang kecil di atas Pennsylvania, tidak mungkin ada meteorit kecil yang berhasil mencapai ke permukaan tanah. Semuanya yang meledak mungkin terbakar di atmosfer.

Berbicara tentang ledakan meteor, ini tentu saja mengingatkan pada peristiwa serupa yang mengguncang Rusia pada tahun 2013 lalu. Bola api tersebut meniup ribuan jendela rumah-rumah penduduk, melepaskan energi setara 440.000 ton TNT menurut NASA.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×