Sumber: Bloomberg | Editor: Djumyati P.
NEW YORK. Bursa saham Amerika Jumat (26/10) akhirnya ditutup dengan pergerakan sangat tipis. DJIA naik tipis 0,03% untuk menjadi 13.107,21, sementara S&P 500 turun 0,07% untuk menjadi 1.411,94.
Selain kekhawatiran akan data-data perekonomian dan rapor buruk perusahaan-perusahaan besar, pasar saham di negeri Paman Sam ini juga tengah dilanda kekhawatiran akan datangnya “Frankenstorm”. Badai yang kabarnya paling besar dalam 100 tahun terakhir ini kabarnya akan melanda kawasan Amerika minggu ini.
Tapi otoritas bursa yaitu, Nasdaq OMX Group Inc dan NYSE Euronext akhirnya memutuskan untuk tetap membuka pasar minggu depan walau badai besar Sandy diperkirakan tengah mendekati pantai timur Amerika.
Otoritas Nasdaq berjanji akan terus berkomunikasi dengan bursa lain dan para anggotanya mengenai perkembangan badai. Mereka juga meminta para investor untuk terus memonitor status lewat web page untuk perkembangan terakhir. NYSE juga berencana untuk tetap buka di pekan depan.
“Rencana sekarang adalah mengoperasikan bisnis seperti biasa,” tutur Rich Adamonis jurubicara NYSE Euronext. Terakhir kali NYSE menghentikan operasinya gara-gara cuaca adalah 8 Januari 1996 waktu terjadi badai salju besar di New York. Selain itu 27 September 1985 gara-gara Badai Gloria.
Badai besar yang dijuluki Frankenstorm ini sudah mulai meresahkan warga Amerika, karena mulai muncul diskusi untuk evakuasi sebagian lokasi di New York dan menutup fasilitas subway untuk keamanan.