Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
BEIJING. Indeks saham China tersungkur jatuh di tengah kekhawatiran Bank Sentral di negara tersebut akan melanjutkan kebijakan pengetatan kredit.
Pada penutupan bursa China, Senin (24/6), indeks saham Shanghai Composite terjerembap lebih dari 5% menjadi 1.965 poin, dari sekitar 1.500 poin. Sementara itu, indeks CSI300 anjlok lebih dari 6% menjadi 2.170 poin pada perdagangan sore.
Pasar saham China bereaksi negatif terhadap pernyataan Bank Rakyat China yang mengatakan bahwa likuiditas di negara itu masih "masuk akal".
Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar bank-bank BUMN menaikkan tingkat suku bunga kredit ke level tertinggi-lebih dari 12% dalam beberapa kasus-yang menyebabkan krisis kredit di China.
Setelah krisis keuangan global pada 2008-2009, China melepaskan stimulus moneter besar dalam upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi, saat ini China justru khawatir bahwa terlalu banyak uang tunai yang telah membanjiri sistem keuangan.
Pekan lalu, data memberikan kesan aktivitas manufaktur China untuk bulan Juni telah jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir.
Dengan Bank Dunia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China di tahun ini dari 8,4% menjadi 7,7%, pasar mengharapkan pemerintah menerapkan langkah-langkah stimulus ekonomi lagi. Namun, pernyataan Bank Sentral China pada hari ini telah memupus harapan tersebut, dan pasar pun bereaksi.
Sumber: BBC News