kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Capres Prancis Le Pen mundur dari presiden partai


Selasa, 25 April 2017 / 14:31 WIB
Capres Prancis Le Pen mundur dari presiden partai


Sumber: Kompas.com | Editor: Rizki Caturini

PARIS. Marine Le Pen mengumumkan pengunduran diri sebagai Presiden Partai National Front (FN) yang selama ini dipimpinnya. Berbicara dalam sebuah siaran televisi di Prancis, Selasa (25/4), Calon Presiden Prancis ini menuturkan keputusan itu diambil demi menunjukan bahwa dia adalah capres non-partisan.

Le Pen menyatakan, presiden harus mampu menyatukan seluruh warga  Prancis dan itu melatarbelakangi keputusan yang diambilnya ini. Dia juga menegaskan,  Prancis memasuki masa krusial dan dia menawarkan diri sebagai sosok tepat untuk memimpin negeri itu.

Perempuan berusia 48 ini akan bertarung di putaran kedua pilpres Prancis, pada 7 Mei mendatang menghadapi Emmanuel Macron, calon dari En Marche.

Seperti dilansir laman BBC, pertarungan kedua sosok ini akan menentukan arah politik Prancis. Le Pen yang berhaluan kanan jauh mengkampanyekan akan menggelar referendum terhadap keanggotaan Prancis di Uni Eropa dan mata uang Euro.

Dikenal dengan retorik anti Islam dan anti imigrasinya, Le Pen juga berjanji mengusir imigran ilegal dari tanah  Prancis dan menutup masjid-mesjid yang menjadi sarang radikalisasi.

Sementara Macron yang jika terpilih akan menjadi Presiden termuda Prancis merupakan sosok globalis pro-Uni Eropa. Sejauh ini, mantan bankir ini belum menjabarkan lebih spesifik agendanya jika terpilih.

Sosok berhaluan sentris ini secara umum berjanji akan menurunkan defisit anggaran dan memotong pajak korporasi. Macron konsisten memimpin jajak pendapat dengan raihan 60% suara.

Presiden Francois Hollande yang juga merupakan mantan mentor politik Macron telah menyampaikan dukungan terbuka terhadapnya. Macron juga menerima dukungan dari mantan pesaingnya Francois Fillon dan Boneit Hamon yang tersingkir di putaran pertama.

Macron sebelumnya meninggalkan kabinet Hollande untuk maju sebagai capres. Keputusan ini jadi perusak hubungannya dengan Hollande yang sempat menuduhnya sebagai pengkhianat.

Pilpres Prancis ini sangat bersejarah karena baik Macron maupun Le Pen tidak berasal dari dua partai mainstream yang selalu mendominasi kancah perpolitikan Prancis.

Baik Partai Republik yang berhaluan konservatif dan Partai Sosialis gagal meloloskan kedua capresnya ke putaran kedua. Ini sejarah baru yang belum pernah terjadi.

(Gloria Wadrianto)



TERBARU

[X]
×