Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Setelah emas mengalami penurunan terbesar dalam tiga dekade terakhir, hal itu menyebabkan investor patah hati. Bahkan, investor sempat menjauhi emas untuk beberapa waktu lamanya.
Namun, gara-gara Janet Yellen, emas kembali menjadi salah satu alat investasi yang diburu investor. Harga si kuning mentereng bahkan mencatatkan lonjakan terbesar sejak September sehari setelah the Federal Reserve memberikan sinyal pada pekan lalu bahwa suku bunga acuan akan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan.
Trader dan analis yang disurvei Bloomberg berpendapat, euforia kenaikan harga emas tersebut tidak akan berlangsung lama. Berdasarkan nilai tengah 15 analis yang disurvei Bloomberg, harga rata-rata emas pada kuartal depan akan berada di level US$ 1.250 per troy ounce, lebih rendah 5% dari posisi saat ini.
Analis tersebut disurvei sebelum dan setelah dirilisnya outlook the Fed pada 18 Juni lalu. Hasil survei pada 18 Juni menunjukkan, prediksi mengenai harga emas tidak berubah. Hasil survei memperlihatkan, harga rata-rata emas akan berada di posisi US$ 1.240 pada kuartal empat dan US$ 1.300 pada kuartal pertama tahun depan.
Sedangkan hasil survei yang dilakukan pada 20 Juni memperlihatkan, para analis meramal harga emas akan berada di posisi US$ 1.225 pada kuartal empat tahun ini dan US$ 1.270 pada kuartal pertama 2015.
"Kenaikan harga emas tidak bisa bertahan dengan sendirinya. Ini hanya kenaikan sementara karena kasus khusus seperti Irak dan Yellen. Investor akan mencari area lain yang lebih menjanjikan. Selain itu, kepemilikan emas juga semakin menurun, sehingga mereka meninggalkan emas dan mencari sesuatu yang lebih baik," papar Donald Selkin, chief market strategist National Securities Corp di New York.
Hal senada diungkapkan oleh Georgette Boele, precious metals analyst ABN Amro Group NV di Amsterdam. Menurutnya, kenaikan harga emas saat ini akibat adanya sedikit faktor kenaikan permintaan safe haven dan sedikit faktor lindung nilai inflasi. "Tidak ada faktor lain yang dapat menggerakkan harga emas," imbuhnya.
Sementara itu, data Bloomberg menunjukkan, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik 9,8% menjadi US$ 1.319,52 per troy ounce di sepanjang tahun ini di London. Kenaikan harga emas didorong oleh naiknya permintaan safe haven seiring pecahnya kekerasan di Ukraina dan Irak.