Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada hari Senin mengatakan, Covid-19 dapat menyebar melalui virus yang tertinggal di udara, kadang-kadang bisa bertahan selama berjam-jam. Ini artinya, CDC akhirnya mengakui kekhawatiran yang disuarakan secara luas oleh para ahli kesehatan masyarakat tentang penularan virus melalui udara.
Melansir Reuters, panduan CDC muncul beberapa minggu setelah badan tersebut menerbitkan - dan kemudian menghapus - peringatan serupa, sehingga memicu perdebatan tentang bagaimana virus menyebar.
Dalam panduan yang dirilis hari Senin (6/10/2020), CDC mengatakan ada bukti bahwa orang dengan Covid-19 dapat menginfeksi orang lain yang berada lebih dari 6 kaki jauhnya, jika berada dalam ruang tertutup dengan ventilasi yang buruk.
Dalam keadaan seperti itu, CDC mengatakan para ilmuwan percaya jumlah tetesan dan partikel kecil yang menular, atau aerosol, yang diproduksi oleh orang dengan Covid-19 menjadi cukup terkonsentrasi untuk menyebarkan virus.
Baca Juga: 5 Hal yang harus dilakukan saat orang terdekat terinfeksi Covid-19
CDC telah lama memperingatkan penularan melalui tetesan kecil yang menyebar melalui udara dan umumnya jatuh ke tanah. Ini pula yang menghasilkan aturan jarak sosial enam kaki. Tetesan aerosol masih jauh lebih kecil, dan dapat tetap melayang di udara, seperti asap.
Sementara CDC menekankan transmisi kontak dekat lebih umum daripada melalui udara, sekelompok ilmuwan AS memperingatkan dalam surat terbuka dalam jurnal medis Science pada hari Senin bahwa aerosol yang tertinggal di udara dapat menjadi sumber utama penularan COVID-19.
Baca Juga: Presiden Donald Trump positif corona, ini gejala Covid-19 terbaru
"Kenyataannya adalah penularan melalui udara adalah cara utama penularan yang terjadi dalam jarak dekat dengan kontak yang lama," kata para peneliti seperti yang dikutip Reuters.